Lihat ke Halaman Asli

Budaya Organisasi Pegawai Negeri

Diperbarui: 3 Januari 2019   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau kita mendengar kata pegawai negeri, mungkin yang ada di pikiran adalah sesuatu yang diperlukan oleh orang banyak namun kinerja nya kurang bagus. Entahlah mengapa kalau melihat pegawai negeri itu seperti pekerja yang tidak memuaskan, produktifitas rendah, banyak yang korupsi dan sebagainya.

Walaupun sebenarnya peran pegawai negeri ini sangat penting. Kalau nggak ada pegawai negeri, kepada siapa kita akan mengurus surat-surat resmi kita. Siapa yang mengatur negara ini, pegawai negeri lah yang mengatur segala sesuatu di bidang pemerintahan. Misalnya saja dimana posisi tempat sampah di trotoar, yang menentukan pegawai negeri. Mengusulkan pembangunan jembatan, pegawai negeri yang mengatur. Dan lain sebagainya.

Bahkan lowongan pekerjaan yang paling menggiurkan di negara ini adalah lowongan menjadi pegawai negeri hehehe. Terbukti dengan jumpah pendaftar yang selalu membludak di setiap pembukaan penerimaan pegawai baru.

Yang menjadi permasalahan dalam tulisan saya kali ini adalah, mengapa stigma kinerja pegawai negeri kebanyakan dikatakan kurang memuaskan. Walaupun saya tidak punya data realnya, namun itu lah yang terjadi di masyarakat. Mengapa budaya yang berkembang saat menjadi pegawai negeri itu adalah pegawai yang lamban, tidak cekatan, kurang kreatif dan sebagainya. Walaupun saya juga yakin tidak 100% pns seperti itu, buktinya negara kita masih berjalan dengan lancar bukan?

Kalau kita bicara tentang budaya organisasi, sering diartikan bahwa budaya adalah sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau cara hidup dari sekelompok orang yang akhirnya mencerminkan sekelompok orang tersebut. Sedangkan budaya organisasi diartikan sebagai suatu persepsi bersama yang dilakukan bersama oleh orang yang menjadi anggota organisasi tersebut.

Hubungannya dengan pns adalah bahwa budaya organisasi di pns adalah budaya yang mencerminkan sesuatu yang dikerjakan oleh pns tersebut. Seperti yang dilihat masyarakat, yaitu bekerja lamban, kurang kreatif, malas, atau bahkan mungkin ada yang beranggapan banyak pegawai yang korupsi. Nah itulah budaya organisasi dari pns kita tersebut.

Permasalahan selanjutnya adalah, apakah itu benar?

Sebenarnya tidak semua pegawai negeri itu buruk. Tidak semuanya sesuai dengan stigma negatif tadi. Banyak yang berprestasi, banyak pula yang inspiratif. Bahkan sekarang banyak kementerian yang mendefinisikan budaya organisasi nya agar menjadi semakin baik. Budaya organisasi dibuat dan disusun untuk dipedomani oleh pegawai di kementerian tersebut.

Misalnya saja di kementerian keuangan, pada tahun 2013 pernah mengeluarkan keputusan kementerian keuangan yang berisi budaya organisasi. Yang diantaranya berisi bahwa setiap pegawai kemenkeu melaksanakan program satu informasi setiap hari, dua menit sebelum rapat sudah siap, tiga salam setiap hari, rencanakan, kerjakan, monitor dan tindaklanjuti serta ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. Tentu budaya yang sangat baik jika diimplemetasikan.

Selain budaya tersebut, terdapat pula budaya efisiensi. Yang dengan diterbitkan instruksi menteri keuangan sri mulyani indrawati untuk melakuan pekerjaan secara efisien baik dalam pelaksanaannya maupun dalam penganggarannya. Penghematan anggaran dalam kegiatan rapat. Penghematan dalam penyediaan snack dan makan dan lain sebagainya.

Hal itu tentu menjadi kabar yang positif bagi masyarakat yang ingin melihat para pns dapat bekerja dengan sepenuh hati. Bekerja dengan efisien dalam menggunakan uang negara. Bukannya uang negara adalah uang rakyat juga ? Semoga saja setiap program baik dari pns dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline