Jam menunjukkan pukul 12 malam. Nila tengah duduk menatap Komputernya,
fikirannya masih terfokus pada data keuangan yang dibuat untuk besok pagi.
Secangkir kopi sudah ia habiskan untuk menemani dirinya.
kring kring. Dering nada telfon memecahkan heningnya malam.
Nila berdecak malas ketika melihat siapa yang menelfon dirinya tengah malam,
ia lebih memilih untuk mengabaikannya dan beralasan besok pagi.
Lagian orang mana yang tengah malam menelfon hanya untuk membahas pekerjaan?
Kak Dina adalah sesosok atasan yang menyebalkan, tidak sabaran, maunya menang sendiri, dan terima beres.
Nila memang sudah muak dengan kelakuannya tapi bagaimanapun Kak Dina adalah atasannya
jadi mau tidak mau ia harus menuruti perintahnya, lagi pula Nila masih mmebutuhkan pekerjaan ini.