Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Energi Dunia, di Amerika?

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebenarnya yang lebih seru daripada pilpres belakangan ini adalah isu binal (bisnis internasional) di bidang energi dunia.
Raksasa kapitalis Morgan Stanley 'berjudi' dengan nasibnya, dengan memback up perusahaan mobil elekrik, Tesla. Sebelum Tesla mengumumkan butuh dana untuk investasi, Morgan Stanley sudah mengeluarkan 3 jenis laporan yang menyatakan bahwa Tesla adalah salah satu perusahaan paling berbahaya bagi perusahaan minyak dan listrik nasional.
Setelah itu saham Tesla naik, dan pas sekali saat Tesla lagi seksi seksinya, dia mengumumkan butuh uang utk pabrik terbarunya Gigafactory. Gigafactory akan bekerjasama dengan salah satu pembuat baterai terbaik di dunia, yaitu panasonic. Untuk mengeluarkan produk baterai tahan lama terbaik yang akan digunakan secara massal. Apa artinya ini? Artinya semua orang bisa membeli panel solar dari Solar City (Tesla juga) dan membeli baterai buatan panasonic itu juga.
Lalu apa artinya ini? Artinya teknologi dimasa depan akan lebih banyak offgrid, karena konsumen bisa mendapatkan energi matahari sendiri, menyimpannya, menggunakannya ulang, berkali kali dengan baterai. Artinya perusahaan listrik nasional akan mendapatkan saingan baru, dan bahkan ini artinya bahan bakar minyak dan gas akan mendapat saingan baru. Jika memang kelak harga panel surya akan semakin murah, disertai baterai tahan lama. Semua rumah tangga akan punya akses sendiri terhadap matahari.
Investor sendiri percaya, jika si raksasa kapitalis sudah bergerak bahkan mempertaruhkan nasibnya demi Tesla, pakai usaha segala mengeluarkan 3 laporan pendahuluan untuk menggiring massa/investor. Itu artinya ada apa apanya, bisa jadi si raksasa berhasil.
Kalau aku sendiri karena agak senang dengan pengiritan biaya, sudah dari dulu aku sudah ngintip2 panel solar di alibaba.com, sayangnya panel solar china masih terlalu mahal, 20 juta sebesar 2 meter hanya untuk menghasilkan listrik berapa watt, cukup utk lampu atau memanaskan air. Itupun aku sudah ngukur kalau mau listrik rumahku full panel, kita harus merelakan satu sisi rumah untuk dipaneli semua, udah gitu panelnya nggak bisa nempel dinding, harus agak miring 30 derajat agar bisa mendapat akses ke sinar matahari dari subuh hingga maghrib.
Yah kita lihat saja bagaimana kelanjutannya. Yang jelas republik kerajaan Qatar sudah benar dengan menyatakan bahwa negara mereka sedang transisi, dari Carbon Based Economy, hingga Knowledge Based Economy. Semoga negara kita juga begitu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline