Lihat ke Halaman Asli

Olimpisme = Jawaban Kepemimpinan strategik?

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kuis 7 olimpisme, Nilai-Nilai Olimpisme dalam Kepemimpinan Strategik

1.      Sebutkan dan jelaskan sikap-sikap kepemimpinan strategik yang sesuai dengan nilai-nilai olimpisme!

2.      Sebutkan sikap-sikap para pemimpin di Indonesia yang menurut anda kurang sejalan dengan semangat olimpisme? Mengapa?

Jawab

1.      Sikap kepemimpinan strategik yang menurut saya sejalan dengan nilai olimpisme a.l. Visioner : memiliki gambaran tentang apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana menghadapi hambatan yang ada. Respek terhadap orang lain, melihat orang lain sebagai potensi untuk bekerjasama memajukan organisasi. No discrimination : tidak mempergunakan unsur rasisme dalam hal pembagian tugas, memberikan tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki anggota. Peaceful : memilih cara menuju perdamaian dalam menyelesaikan konflik yang terdapat di masyarakat. Mutual undeerstanding : saling pengertian antar pengurus organisasi dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban. Excellence : bekerja dengan semangat yang tinggi untuk berprestasi.

2.      Menurut pandangan saya, sikap para pemimpin indonesia yang kurang sejalan dengan nilai olimpisme a.l. kurang visioner : visioner yang saya maksud di sini adalah bahwa saya menilai kebijakan-kebijakan yang mereka ambil kurang memperhatikan prinsip long term development (pembangunan jangka panjang). Mengapa saya mengatakan demikian? Karena saya melihat banyak proyek-proyek pemerintah dilakukan hanya berdasar keuntungan yang minimalis, minimalis dari segi waktu dan keuntungan terutama dampaknya bagi masyarakat. Banyak proyek seperti pertambangan yang lebih baik bekerjasama dengan pihak asing sehingga kita hanya mendapatkan pajak yang hanya bernilai nol koma berapa persen. Tindakan kongkalikong juga sering mewarnai praktek terselubung di mana ada oknum-oknum nakal yang lebih memilih "pelicin" dalam hal perizinan (padahal kurang memenuhi unsur perizinan) hingga praktek memanipulasi keuangan proyek demi keuntungan pribadi. Dari situ pemimpin tersebut juga mengabaikan nilai respek terhadap rakyat dan saling pengertian (mutual understanding). Intinya mereka kurang jeli dalam memperhatikan tindakan yang menguntungkan rakyat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline