Lihat ke Halaman Asli

Olimpisme = Solusi Perubahan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengetahui definisi perubahan, sektor perubahan secara global, pandangan untuk menyikapi perubahan menurut para ahli, Sikap manusia dalam menghadapi perubahan dan solusi dalam menghadapi perubahan menurut sudut pandang olimpisme.

Pengertian perubahan secara fisik adalah pergeseran atau metamorfosa (perkembangan dari satu bentuk ke bentuk lain),  sedangkan secara Psikologis  adalah keinginan/keengganan, beban/susah/stress, tantangan.

Perubahan terjadi secara global dan menyeluruh atau mendunia a.l sektor ekonomi (pasar global, informasi sebagai komoditi, kompetisi, privatisasi), Teknologi (miniaturisasi, digitalisasi, otomatisasi, aplikasi, perkembangan basis data, Politik: demokratisasi, tekanan negara maju, kekuasaan negara vs individu) Sosial Budaya ( nilai-nilai bermasyarakat, budaya global, peran informasi menentukan)

Perubahan bersifat  pasti dan tidak bisa dihindari  / ditolak, hanya dapat disikapi dan diantisipasi oleh manusia. Perubahan akan selalu berlangsung dalam kehidupan kita karena perubahan merupakan suatu kejadian alamiah. Kita tidak bis amenolaknya akan tetapi bisa menyikapinya dengan berbagai pandangan mendasar a.l. kekuatan otak kini lebih berperan daripada kekuatan otot, sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari kekayaan alam tetapi dari kekayaan pola pikir (Jhon Schuly). sebenarnya tidak ada negara/perusahaan yang bangkrut, yang ada adalah tersingkir atau kalah bersaing (Peter Drucker), know more kini lebih berperan dari pada have more (Brian Tracy).


  • Para filsuf ;memberikan semacam petuah bagi kita dalam menghadapi perubahan a.l. Charles Darwin (1859): “Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi, Charles Handy (1997): “Kita akan membuat kesalahan bila kita beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan dan Michael Hammer (1997): “Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan

Dengan adanya perubahan, sebagai manusia kita juga dituntut untuk berubah dan beradaptasi, atau kita akan tersingkir.

Beberapa Sikap Manusia Dalam Menghadapin Perubahan a.l.Antisipatif ( Kesadaran diri,direncanakan dengan baik, orientasi jangka panjang,lebih nyaman, hasil yang dicapai maksimal), Reaktif (Respon spontan karena tuntutan,perencanaan mendadak, orientasi jangka pendek, stress,hasil yang dicapai minimal-optimal) Terpaksa/Situasi krisis (Terpaksa dilakukan,manajemen krisis,orientasi penyelamatan,chaos/depresi,hasil yang di Capai minimal).

Petuah lain mengatakan bahwa hidup ini adalah hasil perjuangan kita. Bukan hasil pemberian Tuhan. Semua keinginan, harapan dan cita-cita hanya dapat dicapai dengan kerja keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Kucinya adalah kita harus merubah mindset kita untuk menjadi pribadi yang mengarah kepada pribadi yang “pantas” untuk sukses.

Salah satu pendapatProf. Gay Hendrick & Dr. Kate Ludeman tentang perubahan yakni “perubahan pada diri manusia ekuivalen dengan perubahan kompetensinya” komposisi perubahan tersebut a.l. Mau 50%  Mampu 30% Tahu 20%

Salah saatu solusi untuk menyikapi perubahan adalah dengan menghayati dan mengamalkan nilai falsafah olimpisme.

Olimpismemerupakandasar fundamentaldan filosofi kehidupan yang mengkombinasikankeseimbangan jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan sehingga dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika.

Tujuan Olimpisme secara umum adlah menempatkan olahraga sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri atau bekerjasama dengan organisasi terkait untuk menciptakan kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi ( Olympic Charter).

Nilai Olimpisme yang mampu membentuk manusia pembelajar, sehingga senantiasa siap menghadapi perubahan a.l. Visioner (tujuan jangka panjang) Peaceful (kedamaian) No Discrimination (tidak diskriminatif) Mutual Understanding (saling memahami) Friendship (persahabatan) Solidarity (solidaritas) Fair Play (kejujuran,adil,wajar) Excellence (keunggulan) Fun (kesenangan) Respect (menghargai) Human Development (pengembangan diri) Leadership (Kepemimpinan) Motivation (semangat, pantang menyerah) Team Work (kerjasama, sinergi).

Sebagai penutup saya mengutip salah satu petuah orang bijak tentang perubahan “Everybody thinks of changing the world, but nobody thinks ofchanging him / herself. Vision without action, is merely a dream action without vision, just passes the time and vision with action, make us change and be the winner” (setiap orang berpikir untuk dapat mengubah dunia, tapi ia terkadang tidak berpikir untuk mengubah dirinya sendiri. Visi tanpa aksi seperti halnya mimpi untuk beraksi tanpa didikuti visi, hanya berlalu deiring waktu dan visi dengan aksi membuat kita berubah dan menjadi pemenang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline