Rekomendasi pemberhentian secara permanen Dokter Terawan telah menghasilkan pro dan kontra di masyarakat. Beberapa anggota DPR menentang atau mempertanyakan pemecatan tersebut. Dilansir dari Koran Tempo edisi 28 Maret 2022, dua alasan pemecatan adalah akibat tindakan Dokter Terawan mempromosikan Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai dan juga karena peran dia sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI).
Dua alasan di atas sangat terkait dengan bidang keilmuan yang dia tekuni sebagai seorang dokter yang memperkenalkan metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau lebih populer disebut sebagai terapi "cuci otak".
Terlepas dari pro dan kontra di masyarakat mengenai pemecatan tersebut, ada baiknya kita melihat reputasi akademik dari Dr. Terawan ini.
Pencapaian terbaru dari Dr. Terawan di bidang akademik adalah memperoleh Gelar Professor Kehormatan dari Universitas Pertahanan pada tanggal 12 Januari 2022 di Bogor. Dia didapuk menjadi Guru Besar Tidak Tetap Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer Fakultas Kedokteran Militer. Tentu Gelar tersebut bukanlah gelar main-main. Bagi akademisi, itu adalah sebuah pencapaian karir tertinggi (kumparan.com, 12 januari 2022).
Selain itu, Dr. Terawan juga memiliki beberapa publikasi ilmiah. Berdasarkan data dari Google Scholar (1 April 2022), setidaknya ada 10 artikel ilmiah yang dimuat di dalam jurnal dan prosiding konferensi ilmiah. Jika dilihat lebih rinci, dari 10 artikel tersebut 8 dimuat di jurnal dan sisanya adalah prosiding. Selanjutnya dari 10 artikel tersebut Dr. Terawan berperan sebagai penulis pertama untuk 4 artikel. Ada total 1127 sitasi dari semua artikel tersebut dengan 479 di antaranya adalah sejak 2017. Artikel dengan sitasi terbanyak adalah artikel dengan judul "Asian Pacific Association for the Study of the Liver consensus recommendations on hepatocellular carcinoma" yang diterbitkan di Jurnal Hepatology pada 2010 dengan total sitasi 1102.
Namun perlu diketahui bahwa untuk artikel yang paling banyak disitasi tersebut, Dr. Terawan adalah penulis ke-23 dari 25 penulis.
Sementara untuk keseluruhan artikel dimana Dr. Terawan adalah penulis pertama, total sitasi adalah 21 kali. Sitasi terbanyak dimiliki oleh artikel yang berjudul "Intra arterial heparin flushing increases Manual Muscle Test-Medical Research Councils (MMT-MRC) score in chronic ischemic stroke patient" yang diterbikan di Bali Medical Jurnal pada Tahun 2016 dengan total 14 sitasi.
Benar bahwa data-data ini bukanlah data-data yang mentereng yang membuat kita berdecak kagum. Namun patut dipahami, bahwa Dr. Terawan bukanlah seorang akademisi murni, sehingga kewajiban dia untuk melakukan publikasi ilmiah tidak seperti para dosen tetap penuh waktu yang ada di Perguruan Tinggi di Indonesia.
Selain itu, publikasi ilmiah yang banyak juga tidak selalu berarti memiliki dampak yang besar bagi masyarakat. Dengan demikian tidaklah patut untuk menilai reputasi dan kompetensi seseorang hanya dari aspek publikasi ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H