Lihat ke Halaman Asli

Presiden oleh Partai Islam

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak berbeda jauh dari prediksi lembaga survei sebelum Pileg , hasilnya menunjukan bahwa PDIP unggul dengan suara disekitar 20% , Golkar, Gerindra dan berikutnya Partai Tengah.
Justru menarik melihat perolehan suara partai berbasis masa Islam walaupun mengaku sebagai partai terbuka (PKB, PPP, PKS, PAN, PBB) kalau dikumulasikan akan berjumlah sekitar 30% dari total perolehan suara Pileg 2014.
Dengan hasil ini kemungkinan 'Poros Tengah' berbasis masa Islam akan bisa terwujud lagi , bahwa Presiden mendatang akan ditentukan oleh Poros ini , tinggal mencari teman Koalisi saja, kalau dari pengalaman Pemilu 1999 , Golkar kemungkinan akan merapat ke kubu Poros Islam (walaupun istilah ini dianggap tidak relevan lagi oleh sebagian orang) dan Demokrat dengan Pengaruh SBY bisa jadi juga akan bergabung , walaupun bisa jadi akan merapat ke Gerindra dengan Prabowo sebagai Capres dan dengan Wapres dari salah satu Peserta Konvensi.
Persoalan sekarang adalah akankah petinggi 'Poros Tengah' (Poros Islam -red) bisa bersatu atas nama Ukuwah Islamiyah menentukan Capres dari kalangan Tokoh Islam , seperti Gus Dur menjadi Presiden atas dukungan Politik Poros Tengah waktu itu (1999).
Jika itu yang terjadi besar kemungkinan tokoh yang akan diusung bukan dari kalangan NU , ada Hatta Rajasa , Jusuf Kalla , Hidayat Nur Wahid , atau bisa jadi Yusril Ihza Mahendra.
Lalu wakil presiden kemungkinan akan menjadi posisi tawar berikutnya dari Poros Tengah Jilid II ini.
Dengan  hasil Pileg ini bisa jadi PDIP akan bernasib sama dengan 1999 menang Pileg tapi kena 'Pilek' di Pemilihan Presiden. sementara peluang Parpol bebasis masa Islam akan besar tetap di Pemerinatahan dengan posisi tawar yang baik di Legislatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline