Pada tanggal 17 Mei 2024, SMA Regina Pacis Jakarta mengambil langkah luar biasa dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif dengan menyelenggarakan sosialisasi anti-bullying yang inovatif dan inspiratif bagi peserta didik SMP (Sekolah Menengah Pertama) kelas VIII Regina Pacis Jakarta . Inisiatif ini , dipelopori Peserta didik SMA Regina Pacis Jakarta Kelompok 5 dan 18 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema "Bangunlah Jiwa Raganya" (Memperkuat Jiwa dan Raga).
Pendekatan menarik dan interaktif yang diadopsi oleh kedua kelompok P5, menggabungkan visual, animasi, video, permainan, dan aktivitas bermain peran, secara efektif menarik perhatian peserta didik kelas VIII dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik tentang topik anti-Bullying. Pendekatan sosialisasi interaktif ini tidak hanya meningkatkan pemahaman peserta didik kelas VIII tentang Bullying namun juga mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan terlibat dengan materi sosialisasi.
Puncak dari sosialisasi berupa pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilontarkan oleh peserta didik kelas VIII merupakan bukti keefektifan presentasi dan keterlibatan peserta didik yang mendalam terhadap topik anti-Bullying. Hal ini menunjukkan kesediaan mereka untuk berpikir kritis mengenai penindasan dan keinginan untuk memahami kompleksitas dan konsekuensinya.
Vivian Zhang, ketua kelompok 5, dengan tepat mengidentifikasi faktor-faktor mendasar yang berkontribusi terhadap perilaku Bullying, termasuk kondisi keluarga yang tidak sehat, kurangnya empati dan pengetahuan, serta pengaruh sosial dan lingkungan. Faktor-faktor ini, jika tidak ditangani, dapat menjadi tempat berkembang biaknya penindasan. Seruan Vivian Zhang untuk bertindak, mendorong peserta didik kelas VIII untuk menuliskan komitmen mereka melawan penindasan dan memajangnya di papan, berfungsi sebagai simbol kuat dari pendirian kolektif mereka melawan penindasan. Hal ini menunjukkan tanggung jawab dan komitmen pribadi mereka untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih hormat dan inklusif.
Fani anggota kelompok 18 mengatakan Cyberbullying, juga dikenal sebagai penindasan online adalah penggunaan komunikasi elektronik untuk menindas seseorang, biasanya dengan mengirimkan pesan yang bersifat mengintimidasi atau mengancam. Bentuknya bisa bermacam-macam, antara lain: mengirim pesan yang menyakitkan atau kejam, share informasi hoax, mengucilkan seseorang dari grup. menurut fani solusi tepat untuk Mengatasi Cyberbullying adalah : meningkatkan kesadaran, komunikasi terbuka ( Keluarga, sekolah, masyarakat ).
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan kedua kelompok ini secara efektif menunjukkan komitmen teguh sekolah untuk mempromosikan nilai-nilai positif di kalangan peserta didik SMP Regina Pacis Jakarta dan memberdayakan untuk melawan penindasan. Sosialisasi ini tidak hanya memberikan edukasi tentang anti-bullying, tetapi juga, Mendorong peserta didik kelas VIII untuk berani beribacara dan melaporkan jika mereka melihat atau mengalami bullying, tetapi Membangun rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, dan juga Memperkuat karakter peserta didik agar lebih tangguh dan berani dalam menghadapi situasi yang sulit.
Antusiasme dan Apresiasi :
Sosialisasi anti-bullying kelompok 5 dan 18 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mendapat respon yang sangat positif dari peserta didik kelas VIII . peserta didik SMP Regina Pacis Jakarta merasa senang, terhibur, dan terinspirasi dengan kegiatan ini. Peserta didik mengaku mendapatkan banyak pengetahuan dan pemahaman baru tentang bullying, serta merasa lebih berani untuk melawan bullying.
Salam Marlo