Ini tulisan saya di laman facebook tanggal 16 Januari 2016.
Inspirasi ini tentang menghargai orang lain. Bagaimana anda menghargai orang lain?
Seorang polisi cepek dimarahi oleh polisi beneran di pertigaan. Bener2 dimarahi. Si polisi cepek takzim tangannya turun, mukanya menunduk. Ada takut ada malu. Si polisi beneran, bawa sepatu polisi (yaiyalah masak sepatu kuda, wkwwkk) sambil menunjuk-nunjuk ke arah antrian mobil dibelakang si cepek. Tangan satu ke pinggang (menunjukkan kekuasaan). Satunya di saku, eh kan sudah yang satunya menunjuk2.
Teman saya disebelah nyeletuk,
"Mas, itu polisi mengecilkan harga diri polisi cepek,"
"Iya Pak,"
"Kalau polisi itu memanggil polisi cepek kepinggir dan bilang baik-baik kan enak, polisi cepeknya nggak malu seperti itu,"
"Betul,"
Betul maksudnya dengan cara yang tidak tepat.
Mungkin ada diantara Bapak/Ibu muda di sini yang memarahi anaknya yang kecil2 di muka umum. Si anak menangis, mungkin bukan karena tidak mau tapi karena malu. Aku janjian sama anak2, tidak akan memarahi mereka didepan publik kalau mereka melakukan kesalahan. Kalau sudah sampai rumah? Hmm tunggu pembalasanku, wkwkwk.
Aku pernah melakukannya ketika pesan stiker agak banyak di akhir tahun kemaren di teman. Karyawannya yang tidak tahu kalau aku kenal bosnya mengatakan tidak bisa mencetak dan mendisainkan pesanan karena sdh akan libur dan hari itu mereka hanya buka setengah hari saja.
Bisa saja aku menemui bos mereka dan menekan si karyawan to do what I want, hehehe, tp ga aku lakukan.
Aku pulang, sampai di rumah baru aku telepon si bos. Jawabannya bisa dan pesananku dapat diambil 2jam kemudian.
Itu bab kepantasan dan kepatutan. Hargai orang lain dan orang lain akan menghargai anda.