Sebelum hari Lebaran Idul Adha, saudara saya datang dari Medan. Mereka datang sekeluarga, bersama kedua anaknya yang tak lain adalah ponakan saya sendiri. Libur sekolah kali ini, mereka memilih untuk mudik ke Lombok sekalian merayakan hari raya Idul Adha di tanah Lombok. Sebelumnya saudara kandung perempuan saya yang menikah dengan laki-laki marga Nasution itu, mengabarkan akan datang tiga hari sebelum hari lebaran Idul Adha tiba, dan mereka berencana untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata di Lombok dan sudah pasti menginap di hotel.
"Duch...kok baru bilang sekarang".. tandas saya. Karena sepengalaman saya, setiap hari libur hotel sudah pasti penuh. Booking hotel harus jauh sebelumnya. Sementara saudara saya mengabari kira-kira lima hari sebelum berangkat ke Lombok. Yach..tetap berusaha dan berharap semoga masih ada hotel yang bagus dengan pelayanan dan lokasi yang baik.
Satu bulan yang lalu, keluarga seorang kawan dari Jakarta menghubungi saya dan mengabari akan datang ke Lombok, saat itu saya masih mudah untuk mencari dan memilih hotel untuk mereka. Namun kalau sudah mepet begini, justru saya yang cemas dan kelabakan sendiri, karena dari tahun ke tahun setiap hari libur hotel selalu penuh.
Tak heran jika pengunjung hotel begitu membeludak, apalagi jika liburan lebaran di rangkap liburan sekolah yang waktu liburnya lebih panjang. Banyak masyarakat yang memanfaatkan liburan ini dengan mengunjungi objek wisata di Tanah Air. Tamu hotel tentunya tidak hanya dari masyarakat daerah setempat saja, tapi banyak juga dari luar daerah. Hal ini menguntungkan sekali bagi para pembisnis yang bergerak dalam bidang penerbangan, pariwisata dan perhotelan.
Saat saudara saya tiba di tanah Lombok, kami sempat ngobrol-ngobrol, dia bercerita perjalanannya dari Medan hingga sampai ke tanah Lombok tercinta. Iapun menceritakan harga tiket yang ikut terbang bersama tingginya sang pesawat mengantarkan mereka pulang.
Libur panjang tentunya menjadi keberkahan untuk dunia aviasi, dunia pariwisata dan perhotelan. Untuk sampai ke destinasi yang berada di luar daerah, pastinya butuh tiket untuk terbang ke daerah tersebut, walau bisa menggunakan kapal laut. Namun tamu tentunya akan cenderung lebih memilih menggunakan pesawat terbang. Selain karena cepat sampai tujuan, tentunya juga tidak buang-buang tenaga terlalu lama dalam perjalanan. Dan setelah sampai di daerah tujuan pastinya tujuan pertama adalah hotel, kemudian akan menuju destinasi wisata yang sudah di rencanakan.
Setelah tiba di Bandara Internasional Lombok, saudara saya bersama suami dan kedua anaknya saya jemput di bandara dan langsung menuju Lombok Timur. Hari itu bandara ramai, dan merekapun sempat bertemu dan mengobrol dengan petugas bandara. Menurut informasi yang di dapat, bahwa pesawat udara yang beroperasi selama moment liburan di prediksi sekitar hampir dua ribu pergerakan pesawat udara dengan rute reguler domestik terbanyak saat itu dari Jakarta, Surabaya dan Ujung Pandang.
Di lihat dari kepadatan bandara yang tak biasa, saya pribadi bisa menebak bahwa kenaikan jumlah penumpang yang datang dan berangkat sangat tinggi. Biasanya saya bisa dengan mudah mencari tempat parkir, dan mudah menemukan sosok orang yang saya jemput di bandara di hari-hari biasa. Namun berbeda dengan hari itu, harus muter-muter dulu untuk mencari lokasi parkir, dan malah sempat kebingungan saat janjian bertemu karena terhalang padatnya pengunjung, antara yang menjemput dan yang di jemput.
Langsung ke hotel...? Tentu tidak. Saya membawa tamu istimewa saya langsung menuju kediaman orang tua kami. Berkumpul bersama keluarga adalah moment baik dan indah setelah lama tak bersama. Dan saya yang di minta membooking hotel sudah pasti tidak dapat, kerabat yang saya kenal memiliki usaha di bidang perhotelan mengatakan bahwa kamar sudah penuh seminggu sebelum hari libur tiba. Ah mulai panik, lalu saya ingat saat tahun baru saya menginap di sebuah villa, dan villa tersebut saat itu belum masuk dalam aplikasi perhotelan.