Hijau, kecil dan berisi parutan kelapa dicampur gula jawa, itulah gambaran dari makanan khas asal Kotagede Yogyakarta yaitu Kipo. Nama kipo sendiri memiliki sebuah arti yaitu iki opo. Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, iki opo berarti ini apa. Pemberian nama ini diawali karena banyak orang yang bertanya-tanya, terlebih ketika sudah melihat bentuknya, kebanyakan dari mereka akan mengatakan “iki opo”. Nah, dari situlah nama kipo tercipta.
Dulu, makanan khas Kotagede ini pernah tenggelam dan menjadi makanan langka. Namun, berkat Ibu Djito Suhardjo yang kala itu mengikuti lomba memasak dan mengusung kipo untuk disajikan, makanan ini kembali melejit dan banyak digemari.
Kipo memiliki cita-rasa yang unik, manis tapi gurih dipadukan dengan kulitnya yang sedikit lengket tapi kenyal membuat setiap orang ingin terus menikmatinya. Rasa manis dan gutih pada kipo didapatkan dari perpaduan antara parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula merah dan diberi sedikit tambahan garam juga air. Sedangkan untuk membuat kulitnya dibutuhkan tepung ketan, santan dan air daun pandan.
Alasan kenapa kipo memiliki rasa yang khas adalah karena pembutan kipo melalui proses pembakaran di atas anglo dengan dilapisi kulit pisang. Kulit pisang dan proses pembakaran yang masih tradisional inilah yang ikut memberikan rasa yang unik pada kipo ini. Aroma khas kipo yang berasal dari daun sujipun memberi nilai tambah bagi makanan ini.
Dengan segala keunikannya, kipo menjadi salah satu makanan yang sangat direkomendasikan bagi para penikmat kuliner. Sangat disayangkan bagi kalian yang sudah jauh-jauh berkunjung ke Yogyakarta khususnya Kotagede jika tidak mencicipi makanan yang satu ini. Tapi, bagi yang ingin menjadikan kipo sebagai oleh-oleh, perlu diingat bahwa kipo hanya dapat bertahan paling lama 24 jam karena terbuat dari bahan tanpa pengawet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H