Di era yang serba digital ini, semakin banyak individu ataupun kelompok yang berkarya lewat sosial media. Karya-karya mereka ini bisa berupa video pendek, film pendek, bahkan ketikan pun merupakan salah satu dari bentuk karya mereka. Para pelaku sosial media ini biasanya disebut sebagai influencer atau selebgram. Karena karya-karya mereka yang selalu muncul di sosial media, Influencer yang memiliki banyak pengikut di platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube, memiliki kekuatan untuk memengaruhi opini publik. Sayangnya, selain karya-karya positif, keberadaan hoaks atau informasi palsu di media sosial juga semakin meresahkan.
Menurut Juditha, media sosial menjadi media penyebaran hoax terbanyak serta menjadi arus dalam penyebaran hoax (Juditha,2019). Hoax ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bisa mengancam kestabilan sosial dan politik di masyarakat. Informasi yang benar dan mengedukasi merupakan kebutuhan manusia untuk terus berkembang dan bersosialisasi. Informasi yang seringkali kita dengar dan lihat di sosial media seringkali tersebar melalui influencer dan selebgram. Oleh karena itu, influencer memiliki tanggung jawab untuk menyaring informasi yang mereka terima dan sebarkan. Mereka tidak hanya menjadi sumber hiburan atau informasi, tetapi juga harus bisa menjadi agen perubahan yang positif dalam memerangi hoax.
Sebagai seseorang yang berpengaruh di sosial media, influencer harus bisa memastikan bahwa informasi yang mereka sebarkan telah terverifikasi kebenarannya. Penyampaian informasi yang dilakukan juga harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh publik, agar mencegah kesalahpahaman. Jika sebuah berita palsu (hoax) sudah tersebar entah itu sengaja atau tidak disengaja, influencer dapat berperan aktif dalam melawan hoax dengan memberikan klarifikasi atau membagikan informasi yang benar tentang hal tersebut. influencer yang memiliki pengetahuan yang lebih luas dapat memberikan edukasi kepada pengikutnya untuk mencegah mereka jatuh dalam perangkap informasi palsu. Bahkan, influencer terkemuka dapat bekerja sama dengan pihak berwenang atau lembaga pemeriksa fakta untuk memberikan informasi yang akurat kepada publik.
Selain itu, influencer juga harus menjaga integritas dan kepercayaan pengikut mereka dengan menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi. Dengan menjadi sumber informasi yang baik, maka influencer telah berperan untuk mencegah dan mengurangi penyebaran hoax melalui sosial media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H