Inilah sepenggal kisah bocing sewaktu berpetualang di Negeri Paman Sam, hampir setiap hari bocing diuber-uber sama petugas Imigrasi disana, karena dikira Imigran gelap, tanpa di sengaja dia bertemu dengan seorang perempuan yang baik hati dan bersedia menampungnya selama di Amerika. "Jenny" nama perempuan itu, masih peranakan Indonesia dan sedikit-sedikt mengerti bahasa Indonesia, yang lebih menyenangkan hati Bocing, ternyata Jenny seorang pengusaha Restoran Indonesia yang cukup terkenal di Negeri Paman Sam, yang artinya ........ hidup bocing akan terjamin, minim.... minim... piaraan-piaraan dalam perutnya gak bakalan ngamuk-ngamuk lagi. Legah sudah hati Bocing, karena sudah tidak di uber-uber lagi oleh petugas imigrasi , dia sudah mengantongi green card, itu semua berkat Jenny. Dengan alasan klise daripada dia menderita di negeri orang, akhirnya Bocing nekat melamar Jenny untuk menjadi pendamping hidupnya. " Maafkan aku Mahar..... aku sudah menghianatimu ... " guman Bocing dalam hati. Bocing terpaksa melakukan ini, demi mengumpulkan pundi-pundi dollar, buat masa depannya dengan Mahar di Desa Rangkat kelak. ******************************************* Akhirnya malam pertama Bocing dan Jenny pun tiba ( sebenarnya sih .... ini bukan malam pertama buat bocing, karena waktu di Desa tempo hari, bocing sempat menikah dengan Ningwang Kembang, saudara kembar Mahar). " uff ...... papah lemas nih, mah " kata Bocing " papah sih..... terlalu semangat maennya ..." kata Jenny, sambil bermanja-manja menarik-narik bulu ketek Bocing. " Habis ... goyangan mamah mantab ... gak ada duanya ..." kata Bocing, sambil berkhayal seandainya saja Mahar yang berada di sampingnya. " Akhh .. papah bisa aja ..." kata Jenny sambil tersipu-sipu " Ehemmmm ..... mamah, masih pengen ya ..? kata Bocing sambil berusaha menghilangkan wajah Mahar dari pikirannya. " Hmmmm ... kangen aja" kata Jenny, sambil mengelus-ngelus boynya Bocing " Maksudnya ....? Bocing jadi penasaran " Dulu mamah juga punya, seperti yang papah punya " kata Jenny dengan suara datar " What ? " tiba-tiba Bocing pingsan. ******************************************** Keesokan harinya, Bocing berusaha menenangkan hatinya yang galau, mengingat kejadian semalam, tiba-tiba bulu kuduknya merinding, keringat di keteknya mengucur deras, bagaikan kran air yang bocor. " Aku harus sudahi semua ini, sekarang juga !!! ... It's Over ... " katanya ke Jenny Jenny yang merasa bersalah karena tidak memberitahukan masa lalunya kepada Bocing , akhirnya pasrah dan menerima apapun yang menjadi keputusan Bocing " Aku mau pulang ke Indonesia..... Amerika bukan tempatku .... " kata Bocing, sambil mengemasi barang-barangnya dan berlalu dari hadapan Jenny. ********************************************* Dengan bekal yang diberikan Jenny di dalam buku tabungan dan dompetnya, Bocing melangkah dengan gagahnya, pulang ke tanah air, menjadi warga Desa Rangkat lagi, hanya itulah yang ada dalam pikirannya. Pengen cepat-cepat sampai di desa, terbayang sudah suasana desa, dengan harum mewanginya kembang-kembang desa yang asli,( bukan kembang-kembang Amrik yang ternyata banyak jadi-jadian), wajah-wajah warga desa sudah menari-nari dihadapannya : Mommy dengan adik kesayangannya Marla, Pak Rt, Pak Rw, Mahar, bunda Enggar, andee, sekar, asih .......... Sambil mendorong ke 2 kopernya yang berisi oleh-oleh yang di belinya di duty free sesaat sebelum boarding. Kejadian yang menimpahnya selama di Amerika, merupakan jalan hidup yang harus dilaluinya, dan Bocingpun menerima alur cerita yang digariskannya itu. ********************************** T A M A T ********************************************** Pic by: uncle google, desa rangkat Pamulang, 23042012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H