Pengalaman adalah guru yang terbaik, masa pandemi telah memberikan pengalaman yang sangat baik untuk seluruh umat manusia untuk lebih bersyukur dan menikmati segala anugerah Tuhan dengan sebaik-baiknya serta menumbuhkan kepedulian bersama satu dengan sesama saudara satu Bumi.
Pandemi membuat pikiran jadi kacau, cemas bahkan segala penyakit bermunculan, terutama pikiran yang membuat imun tubuh menurun, sistem pencernaan pun ikut terganggu, terlebih saluran pernafasan yang menjadi ancaman bagi setiap orang yang terinfeksi virus berbahaya tersebut.
Kecemasan akibat over thinking terhadap situasi dan kondisi yang terjadi, maka saluran pencernaan menjadi terganggu. Asam lambung naik tidak terkontrol secara baik oleh tubuh, terlebih ketika mendengar berita-berita buruk yang sedang terjadi, suara ambulance yang tak jarang terdengar di pagi siang sore dan bahkan malam hari.
Penyakit asam lambung membuat nafsu makan terganggu, perut terasa lapar namun perih ketika makanan masuk ke dalam perut atau lambung. Tidak jarang menimbulkan sesak dan dingin seluruh tubuh. Itulah pengalaman yang tidak terlupakan. Badan turun sekitar 10 kilo gram, terlihat pucat tak bertenaga, bahkan naik motor pun seperti tidak yakin.
Berbagai resep, obat alami maupun dari dokter telah dicoba. Namun semuanya berlalu begitu saja, tanpa ada progres yang lebih baik. Sambil mencoba resep atau obat yang ada, saya mencoba menganalisis secara pribadi bagaimana tubuh memiliki kecerdasan. Seperti ketika tangan kita luka, maka dengan sendirinya tubuh berproses untuk sembuh dan darah mulai membeku dan sembuh dalam waktu beberapa hari. Demikian juga lambung ketika terluka, maka dibutuhkan waktu untuk pemulihan, melalui pantang makanan-makanan tertentu seperti pedas, asam dan lainnya. Setelah dua hari maka lambung akan kembali pulih seperti semula dengan syarat perut tetap harus terisi dengan makan setiap 2 jam, walaupun hanya dengan 2 sendok nasi atau roti.
Selain proses pemulihan di atas, dibutuhkan juga pikiran yang tenang, senang dan bersyukur. Bila hati dan pikiran masih cemas, coba untuk bermeditasi atau menuliskan hal-hal yang perlu disyukuri dalam hidup. Buatlah sebuah list beberapa hal yang patut disyukuri dalam hidupmu, mungkin keluarga, sahabat, harta, teman-teman, pekerjaan dan lain sebagainya.
Untuk mengurangi kecemasan, maka perlu juga olah raga ringan minimal 30 menit dalam sehari secara teratur dan konsisten. Serta ditambah dengan doa, bahwa Tuhan yang maha baik selalu memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang percaya kepadanya. Bisa ditambah dengan berbagi dengan orang yang membutuhkan di sekitar anda, selain tujuan untuk beramal maka rasa bahagia akan lebih mudah tercipta karena anda semakin bersyukur bahwa anda telah menerima lebih banyak dari Tuhan dan sudah selayaknya harus lebih bahagia dan tidak terbelenggu oleh kecemasan. Kehidupan harus penuh harapan yang baik dan senantiasa juga berbuat baik pada diri sendiri dan sesama di lingkungan kita.
Semoga dengan sharing pengalaman ini dapat membantu, tetap yakin dan semangat memahami bahwa tubuh kita bisa sembuh ketika kita mencintainya dengan memberinya asupan makanan yang baik, sehat serta pada porsi yang tepat.
Penulis telah sembuh total dari penyakit asam lambung, sudah bisa makan pedas, berat badan sudah naik bahkan lebih dari berat badan sebelum sakit, serta tidak panik lagi namun tetap berusaha untuk setia tidak terlambat makan atau perut tidak boleh sampai kosong.
Salam bahagia dan salam berbagi kasih. Tuhan memberkati kita semua