Wanita merangkai hujan dan waktu
Menganyamnya jadi rindu
Setelah hujan berlalu
Di musim yang baru, semua tak seperti biasanya
Jalan-jalan kini mendadak aneh karena musim begitu gesit berubah
Segala yang terserak buru-buru terususun apik
Sungguh! tak ada yang berbekas selain jarak dan angin baru
Lelaki menampi jarak yang kotor itu jauh-jauh
Membiarkannya pergi dan berbunga di lain waktu
Ia menjerat cahaya-cahaya pagi dengan erat,
Menyimpannya untuk malam-malam yang jenuh
Ia menanti hari hari yang jernih
Saat mereka tak lagi mendiskusikan masa lalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H