Lihat ke Halaman Asli

M.Arkhan Radithya Alvaro

Mahasiswa S1 hubungan international

Analisis Unsur Ofensif dan Defensif dalam Perang Vietnam vs Amerika Serikat

Diperbarui: 4 Januari 2024   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang terpikirkan dalam pikiran anda Ketika mendengar atau membaca suatu buku atau majalah tentang perang? Kekacauan,Kehancuran atau mungkin Pertumpahan Darah?

Perang pada umumnya adalah suatu tindakan kekerasan yang bersifat fisik dan non-fisik antar negara, pemerintahan, atau lebih sempitnya, suatu keadaan permusuhan dimana kekerasan digunakan antara dua kelompok manusia atau lebih  untuk melakukan penguasaan atas suatu wilayah yang disengketakan. Dalam diplomasi tradisional, isu militer dalam bentuk perang dipandang sebagai isu prioritas nasional. Perang juga merupakan akibat dari konflik berupa perebutan penduduk, wilayah, dan kekuasaan antara angkatan bersenjata dua negara.

Salah satunya adalah Perang Vietnam atau yang sering disebut dengan Perang Indochina Kedua yang terjadi pada tahun 1954 hingga 1975. Sebelumnya, pada tanggal 21 Juli 1954, Konvensi Jenewa ditandatangani, yang membagi Vietnam menjadi dua bagian: Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, Vietnam Selatan diperintah oleh Kaisar Bao Dai, yang kemudian digulingkan oleh Perdana Menteri Ngo Dinh, dan Vietnam Utara diperintah oleh Kaisar Ho Chi Minh.

Perang Vietnam disebabkan oleh perbedaan ideologi antara kedua belah pihak dan tunduk pada campur tangan kedua negara adidaya. yakni Vietnam Selatan dengan pandangan antikomunis, Amerika Serikat dengan ideologi liberal, dan Vietnam Utara. Ia mengungkapkan pandangannya tentang komunisme dan melibatkan sebuah federasi. Uni Soviet juga menganut komunisme. 

Perbedaan posisi kedua pemimpin menjadi kendala untuk mencapai unifikasi, dan Vietnam Selatan mengambil langkah pertama dengan menekan kelompok komunis Vietnam Utara, Viet Minh. Pada tahun 1957, sebagai respons terhadap serangan Vietnam Selatan, gerilyawan pimpinan komunis yang dikenal sebagai Viet Cong dan oposisi Ngo Dinh Diem melancarkan serangan balik. Ho Chi Minh menyatakan perang terhadap rakyat. 

Setelah puluhan perang antara kedua negara, Amerika Serikat mengusulkan perundingan dengan Vietnam Utara di Paris, yang disambut baik, namun perundingan tersebut tidak membuahkan hasil, dan Amerika Serikat berupaya melakukan manuver untuk semakin memperburuk situasi. Namun tindakan tersebut dikritik oleh komunitas internasional dan mempengaruhi Amerika Serikat, sehingga berujung pada upaya untuk mengakhiri konflik melalui diplomasi pada tahun 1968 hingga 1973. 

Kesepakatan dicapai pada bulan Januari 1973, dan negosiasi perdamaian di Paris akhirnya menghasilkan kesepakatan gencatan senjata. Amerika Serikat meninggalkan Vietnam pada tanggal 29 Maret 1973, dan dua tahun kemudian, pada awal tahun 1975, Vietnam Utara kembali menyerang Vietnam selatan dan menggulingkan pemerintahan Vietnam Selatan. Pada tahun 1976, Vietnam dipersatukan kembali sebagai negara komunis menjadi Republik Sosialis Komunis.

Pendiri Realisme Ofensif dan Realisme Defensive.

Neorealisme, atau realisme struktural, adalah teori hubungan internasional yang dikemukakan oleh Kenneth Walt dalam bukunya "Theory of International Politics" Tahun 1979. Neorealisme berusaha menjunjung tinggi tradisi realis klasik E.H. Untuk menafsirkan ulang. Carr, Hans Morgenthau, dan Reinhold Niebuhr. Dari perspektif realis struktural, sistem internasional bersifat anarkis. Terdapat ketidakpastian yang besar dalam sistem internasional karena mengandung banyak unsur penting yang menyebabkan persaingan dan konflik antar negara. Berbeda dengan realisme ofensif dan realisme defensif dalam menafsirkan tujuan negara dalam persaingan dan konflik, realisme struktural dapat dibedakan menjadi dua kategori. Kedua, realisme defensif diwakili oleh Kenneth Waltz. Ia berpendapat bahwa negara harus memaksimalkan keamanan karena kekuasaan adalah kunci keamanan.

Dalam hal ini, apakah realisme ofensif atau realisme defensif?

Dari pandangan ini bahwa perang Vietnam Selatan vs amerika bersifat Ofensif, dengan alasan bahwa mereka ingin mencegah penyebaran komunisme dan mendukung pemerintahan sekutu mereka di Vietnam Selatan. Amerika Serikat mengirim pasukan bersenjata ke wilayah tersebut dan terlibat dalam berbagai operasi militer untuk melawan pasukan Vietnam Utara dan Vietcong, yang merupakan pasukan gerilya yang mendukung pemerintahan komunis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline