Lihat ke Halaman Asli

Markhafa Anindira

Sabar dan bersyukur

Metode Pemberian Bansos PKH, Sudah Tepatkah?

Diperbarui: 12 Agustus 2021   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhirnya dapat juga. Kata-kata itu spontan terucap dari bibir saya saat suami menyampaikan keluarga kami akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ya. Selamat setelah sekian lama hanya mendengar dari mereka yang beruntung mendapatkan bantuan dari pemerintah. Walaupun rezeki dari Allah senantiasa mengalir melalui apa saja toh naluriku sebagai manusia kadang merasa iri juga. 

Awalnya kami tidak tahu bantuan yangvdiberikan perintah dalam bentuk apa. Akhirnya suami bertanya apa PKH itu? Maklum suami saya itu pendiam,  jarang menonton berita,  serta tidak kepo.  Wajarlah jika beliau tidak mengerti apa itu PKH. Disitu saya mengetahui kami mendapatkan bantuan berupa PKH. 

Kami mendapatkan kartu KKS untuk bisa digunakan untuk mengambil 5 paket sembako. Paket sembako itu meliputi beras 50 kg,  ikan tongkol segar sekitar 2kg,  tahu 5 bungkus @10 biji,  ayam 2kg lebih,  buah apel dan jeruk,  serta sayur lainnya. Karena terlalu banyak lantas kami membaginya pada saudara dan tetangga karena kami tidak memiliki kulkas. 

Nah metode pemberian bansos versi PKH kami rasa tidak tepat.  Bagi kami keluarga yang taraf ekonominya masih di bawah tidak kuat untuk memiliki kulkas.  Padahal kami yang tidak memiliki kulkas adalah sasaran PKH.  Mungkin untuk membeli kulkas bisa dipaksakan tapi tagihan listriknya yang kami tak mampu menutupnya. 

Usulan suami

Menurut suami saya,  mungkin nisa diberikan dalam bentuk sembako tapi harusnya jangan sekaligus melainkan secukupnya. 

Sekian saja ocehan saya, 

Terimakasih 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline