Bayangkan pemandangan yang masih asri--- bebas dari gangguan polusi kendaraan maupun bangunan-bangunan, tempat di mana puncak es bertemu dengan hutan lebat, dan sungai liar mengalir dengan bebas. Ini adalah latar belakang Willow Project, sebuah usaha yang menjanjikan cadangan minyak yang besar dan pertumbuhan ekonomi. Rencana ambisius ConocoPhillips--- perusahaan energi terkemuka di Amerika Serikat untuk mengebor di lereng utara Alaska, telah menyiapkan panggung untuk kisah yang menarik perhatian para pencinta lingkungan, pakar industri, dan para pemikir yang penasaran.
Alaska, wilayah yang indah dan liar, telah lama menjadi tujuan idaman bagi para penjelajah alam. Dengan gletser megahnya, pegunungan yang menjulang tinggi, dan satwa liar yang melimpah, wilayah ini menjadi tempat perlindungan bagi berbagai kehidupan. Namun, dengan kekayaan sumber daya alam yang terpendam di bawah permukaannya, Alaska telah menarik perhatian industri minyak dan gas. Alaska diakui sebagai wilayah dengan potensi minyak bumi yang signifikan di Amerika Serikat. Dikenal juga sebagai National Petroleum Reserve (NPR), wilayah ini, terutama cekungan utara dengan Willow Project, memiliki cadangan minyak bumi yang mencapai lebih dari 1,2 miliar barel. Potensi besar ini menjadi sumber pendapatan yang berarti bagi Dana Umum negara bagian, dengan kontribusi sebesar 180 miliar USD. Industri perminyakan di Alaska juga telah menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 77.600 tenaga kerja.
Dengan keindahan alam yang luar biasa, juga muncul kekhawatiran akan kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan manusia. Kelompok lingkungan telah mengeluarkan suara keras tentang potensi kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi akibat pengeboran ini. Apa yang akan terjadi dengan ekosistem yang rapuh dan hewan-hewan liar yang menghuni wilayah tersebut? Dalam situasi seperti ini, munculah pertanyaan penting: Apakah kita harus mengorbankan keindahan dan keamanan alam demi kepentingan ekonomi?
Perjalanan Willow Project dipengaruhi oleh peristiwa penting dalam industri minyak, yaitu bergabungnya Saudi Arabia dengan kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan) sebagai mitra utama Amerika Serikat dalam perdagangan minyak. Hal ini mendorong Amerika Serikat untuk mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri dan menghindari ketidakstabilan yang berdampak negatif pada sektor-sektor di Amerika Serikat. Willow Project diinisiasi sebagai solusi alternatif dengan melakukan pengeboran di tiga lokasi dengan 219 titik.
Namun, keputusan untuk melanjutkan Willow Project tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan penting. Dengan mengambil alih 499 hektar lahan untuk pertambangan, laporan dampak lingkungan yang diterbitkan oleh Bureau of Land Management memperkirakan bahwa proyek ini akan menghasilkan setidaknya 287 juta ton karbon dioksida selama 30 tahun. Dampak ini tidak hanya mempengaruhi emisi gas rumah kaca yang dapat menaikkan suhu serta menjadi pemicu mencairnya es kutub utara dan juga erosi pantai, tetapi juga potensi kerusakan ekosistem dan berbagai kehidupan liar yang merupakan mata pencaharian penduduk setempat.
Amerika Serikat awalnya bergabung dalam Paris Agreement sebagai upaya perlindungan iklim global. Namun, terjadi penarikan diri pada tahun 2017 di bawah kepemimpinan Trump, meskipun pasal 28 Paris Agreement menyatakan bahwa negara tidak dapat keluar sebelum tahun 2020. Pada April 2021, administrasi Biden mengadakan 2021 Leaders' Summit on Climate dan kemudian administrasi yang sama menyetujui Willow Project pada 13 Maret 2023. Keputusan-keputusan yang telah diambil ini menimbulkan pertanyaan tentang arah kebijakan energi dan lingkungan di Amerika Serikat. Apalagi, Biden pernah berjanji "tidak akan ada lagi pengeboran di tanah federal, sama sekali." Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat, terutama melalui tagar #StopWillow dan petisi-petisi di media sosial terutama TikTok yang berjuang untuk melindungi wilayah Alaska dan menolak Willow Project.
Willow Project menjadi perwujudan kompleksitas dari persoalan energi dan lingkungan yang kita hadapi saat ini. Pilihan-pilihan yang dibuat memiliki konsekuensi besar dan mempengaruhi kehidupan kita dan planet ini secara keseluruhan. Akankah Willow Project menjadi kisah tentang pertumbuhan ekonomi yang berhasil sambil melindungi alam, ataukah akan menjadi catatan tentang pengorbanan yang terlalu mahal? Masa depan akan menjawab pertanyaan ini. Namun, yang pasti, perlindungan lingkungan dan keberlanjutan harus tetap menjadi pilar utama. Dengan itu, penting bagi kita untuk tetap berdialog dan bekerja sama. Suara kita, termasuk suaramu, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan dan mengubah arah pengambilan keputusan. Teruslah bertindak, mengkritisi, dan berpartisipasi aktif dalam melindungi alam serta mendukung kebijakan yang berkelanjutan.
Use your voice and sign these petitions,
https://bit.ly/PROTECT-THE-ARCTIC.
For a better change.