Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Generasi Emas Itu Suka Meremehkan Tanah Air, Memuja Olah Raga Eropa dan Musik Korea Sangat Berlebihan

Diperbarui: 2 Juli 2015   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ternyata Generasi Emas Itu Suka Meremehkan Tanah Air,

Memuja Olah Raga Eropa dan Musik Korea Sangat Berlebihan

Oleh: Marjohan, M.Pd

Guru SMA Negeri 3 Batusangkar

 

Saya merasa sangat beruntung bisa berjumpa langsung dengan Prof. Dr. Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kepemimpinan Presiden SBY. Kami para guru-guru berprestasi Indonesia memperoleh wejangan tentang rencana Pemerintah, melalui Kementrian P dan K untuk melahirkan generasi emas sebagai kado bagi hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2045 kelak.

Menteri mengatakan bahwa saat itu bangsa kita akan menjadi bangsa yang sangat maju karena keberadaan Generasi Emas tersebut. Dikatakan bahwa antara tahun 2012 hingga 2045, kita menanam generasi emas tersebut. Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah usia penduduk produktif paling tinggi antara masa anak-anak dan orang tua. Generasi emas ini akan siap mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan akan menduduki posisi berkualitas setara dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

“Bagaimana cara melahirkan generasi emas ini ?”

Pemerintah telah menyiapkan grand-design pendidikan. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUDisasi. Kemudian pembangunan dan rehabilitas sekolah dan ruang kelas baru secara besar-besaran. Aka nada intervensi khusus untuk meningkatkan Angka Partisipasi Khusus (APK) siswa SMA dan minimal para pekerja kita adalah lulus SMA.

Kementrian P dan K akan mencanangkan gerakan PAUDisasi- pelayanan pemberian pendidikan buat anak-anak usia dini, usia seputar 4 dan 5 tahun. Buat mereka- anak TK dan PAUD, diberikan pendidikan yang ramah anak. Di dalamnya terdapat penghargaan terhadap hak-hak anak, yaitu hak untuk memperoleh pendidikan berkualitas, hak buat dihargai dan untuk memperoleh lingkungan bebas dari kekerasan, eksplotasi dan diskriminasi.

Wah grand design yang sungguh hebat yang sangat tulus dari pemerintah lewat Kementrian P dan K. Namun apakah ini bisa benar- benar terwujud ? Memang andai kata negara ini luasnya sama dengan negara Singapura- negara paling mungil di Asia Tenggara dan negara yang rajin reklamasi untuk memperluas negaranya, memiliki luas sekitar 637 km2, ya sedikit di bawah Jakarta- tentu saja kita mungkin bisa terwujud dalam hitungan semester saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline