Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Salah satu dampak yang seringkali terjadi setelah penutupan TPA adalah peningkatan kasus penyakit diare. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
1. Kontaminasi Air
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan kasus diare adalah kontaminasi air. Penutupan TPA bisa menyebabkan terganggunya sistem pengelolaan limbah, sehingga limbah dapat mencemari sumber air di sekitarnya. Air yang tercemar kemudian digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari, termasuk konsumsi dan kebersihan pribadi, yang dapat memicu penyebaran penyakit diare.
2. Perubahan Pola Hidup
Penutupan TPA juga dapat mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat setempat. Misalnya, jika sebelumnya mereka terbiasa memanfaatkan sumber air bersih yang terjaga kualitasnya, setelah penutupan TPA mereka mungkin terpaksa menggunakan air yang kurang steril atau tercemar. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena kualitas air yang digunakan untuk minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
3. Penyebaran Bakteri dan Parasit
Limbah di TPA tidak hanya berupa sampah fisik, tetapi juga mengandung berbagai bakteri dan parasit yang berpotensi menyebabkan penyakit. Ketika TPA ditutup dan limbah tidak dikelola dengan baik, bakteri dan parasit tersebut dapat menyebar ke lingkungan sekitar melalui air, udara, atau kontak langsung dengan manusia. Inilah yang kemudian memicu peningkatan kasus diare di daerah tersebut.
4. Kurangnya Akses Terhadap Layanan Kesehatan
Selain faktor lingkungan, penutupan TPA juga dapat mengakibatkan kurangnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Jika daerah tersebut tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai atau akses transportasi yang memadai untuk mencapai layanan kesehatan, maka kasus diare dapat menjadi lebih sulit untuk ditangani dan dikendalikan.
Penutupan TPA Piyungan memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan kasus penyakit diare di sekitarnya. Penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan limbah yang tepat guna mengurangi risiko kontaminasi lingkungan dan penyebaran penyakit di masa mendatang.