Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini tampil di ajang bergengsi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) CEO Summit 2024, mengundang para investor global untuk bergabung dalam transformasi besar Indonesia.
Dalam pidatonya yang disiarkan secara virtual pada Minggu (17/11/2024), Prabowo menggarisbawahi visi Indonesia untuk menjadi negara industri maju melalui program hilirisasi 26 komoditas unggulan.
"Kami bertekad untuk melakukan industrialisasi dengan melakukan hilirisasi sumber daya kami, mengolah sumber daya kami. Kami memiliki 26 komoditas yang kami bertekad untuk memiliki industri pengolahan," ujar Prabowo.
Ambisi Hilirisasi: 26 Komoditas dan Dana Raksasa
Hilirisasi atau industrialisasi sumber daya alam di dalam negeri bukanlah konsep baru. Program ini sejatinya melanjutkan kebijakan yang telah digagas oleh Presiden Jokowi, namun dengan skala yang jauh lebih besar. Prabowo menargetkan kebutuhan investasi senilai US$ 600 miliar atau setara dengan Rp 9.480 triliun untuk mendukung transformasi ini.
Komoditas yang menjadi fokus meliputi sumber daya strategis seperti nikel, tembaga, bauksit, hingga kelapa sawit. Dalam pidatonya, Prabowo menyebut bahwa industrialisasi ini akan membutuhkan modal besar dan teknologi mutakhir. Di sinilah peran investor global menjadi krusial.
"Indonesia kaya akan sumber daya, tetapi kami membutuhkan kemitraan. Modal dan teknologi dari seluruh dunia dapat membantu kami mengolah sumber daya ini menjadi produk bernilai tambah," tegasnya.
Mengapa Hilirisasi?
Hilirisasi adalah kunci untuk mengakhiri ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. Selama ini, bahan mentah dijual dengan nilai tambah yang minim, sementara negara pengolah menikmati keuntungan besar dari produk akhirnya. Dengan membangun industri pengolahan di dalam negeri, Indonesia berpeluang meningkatkan pendapatan nasional, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing global.
Lebih jauh lagi, langkah ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara maju dengan ekonomi terbesar kelima di dunia. Hilirisasi diyakini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan per kapita, dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan.