Dengan pergantian tampuk kepemimpinan nasional, harapan baru merebak di antara rakyat Indonesia.
Presiden Prabowo, sosok yang terkenal dengan latar belakang militernya, langsung memulai langkah-langkah unik dalam mengawali kerja Kabinet Merah Putih yang baru saja terbentuk.
Menggagas sebuah retreat kabinet di Akademi Militer (Akmil) Magelang selama tiga hari, langkah ini menimbulkan berbagai reaksi dan penafsiran dari masyarakat serta pengamat politik.
Berbagai kegiatan khas militer seperti latihan baris-berbaris, senam pagi, hingga olahraga bersama mengawali agenda para menteri di Akmil.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa ini adalah cerminan dari pendekatan militeristik yang diusung Presiden Prabowo. Namun, di luar kesan tersebut, agenda utama retreat ini jauh lebih kompleks dan mencakup pelatihan serta diskusi mengenai tema-tema strategis untuk pengelolaan negara.
Gaya Militeristik atau Upaya Membangun Disiplin?
Isu militeristik dalam retreat ini memang menjadi salah satu hal yang menarik perhatian. Aktivitas fisik di awal hari seolah mencerminkan pola latihan kedisiplinan militer.
Namun, Prabowo dengan tegas menepis tudingan tersebut. Menurutnya, semangat yang ingin ia bangun adalah cinta Tanah Air, sikap disiplin, dan kebersamaan. "Kita ingin ada kesatuan visi, ketahanan mental, dan keberanian dalam menjalankan tugas negara," ujarnya dalam sambutan resmi di Magelang.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan fisik tersebut hanyalah pembuka, sementara inti dari retreat adalah penanaman nilai-nilai dan wawasan yang dibutuhkan untuk menjalankan amanah sebagai abdi negara.
Para menteri diberi berbagai pelatihan dan diskusi mendalam tentang strategi anti-korupsi, perencanaan anggaran, manajemen krisis, dan program prioritas yang disesuaikan dengan agenda nasional.
Pembahasan Strategis: Anti-Korupsi hingga Perencanaan Anggaran