Namun, Presiden Joko Widodo---yang akrab disapa Jokowi---telah menjadikan keduanya sebagai realitas.
Siapa yang pernah membayangkan Indonesia memiliki kereta cepat? Atau siapa yang berani bermimpi bahwa ibu kota negara akan pindah dari Jakarta? Dalam benak banyak orang, dua gagasan ini mungkin terdengar seperti khayalan yang jauh dari kenyataan.Sepanjang 10 tahun masa kepemimpinannya, Jokowi menunjukkan bahwa impian besar bisa dicapai dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat. Dua proyek monumental yang menjadi simbol transformasi besar Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan pemindahan Ibu Kota Negara ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Keduanya mencerminkan ambisi Jokowi untuk tidak sekadar memimpin, tetapi juga menyiapkan Indonesia menjadi negara besar dan modern.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Simbol Modernisasi Transportasi
Jokowi memimpikan Indonesia yang tidak hanya terkoneksi secara fisik, tetapi juga efisien dalam pergerakan. Salah satu bentuk nyata dari visi ini adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh. Proyek yang pertama kali diinisiasi pada 2015 ini akhirnya diresmikan pada 2023, menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara.
Dengan kecepatan mencapai 350 km/jam, kereta ini mampu menghubungkan Jakarta dan Bandung hanya dalam waktu 40 menit, dibandingkan dengan waktu tempuh normal sekitar tiga jam.
Namun, lebih dari sekadar menghemat waktu, Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki makna yang lebih dalam: ini adalah simbol modernisasi dan lompatan peradaban bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang luas, transportasi yang cepat dan efisien adalah kunci untuk mendukung mobilitas ekonomi dan sosial yang lebih merata.
Bukan hanya berhenti di Jakarta-Bandung, Jokowi sudah merencanakan perluasan jalur ini hingga ke Surabaya. Ini berarti, dalam beberapa tahun ke depan, masyarakat Indonesia dapat menikmati jaringan kereta cepat yang menghubungkan berbagai kota penting di Pulau Jawa.
Selain mengurangi waktu perjalanan, kereta cepat ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada transportasi darat yang sering terhambat kemacetan.
Proyek ini tentu tidak luput dari kritik. Banyak yang mempertanyakan biaya tinggi yang dihabiskan untuk membangun kereta cepat, terutama dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi.
Namun, bagi Jokowi, proyek ini adalah investasi jangka panjang bagi negara. "Tanpa infrastruktur yang baik, ekonomi tidak bisa tumbuh optimal," ucapnya dalam berbagai kesempatan. Dan kereta cepat adalah salah satu infrastruktur vital yang akan mempercepat pergerakan ekonomi Indonesia.
Ibu Kota Nusantara: Langkah Berani untuk Masa Depan Indonesia