Lihat ke Halaman Asli

Marius Gunawan

Profesional

Air Kemasan Membuat Kelas Menengah Indonesia Sulit Naik Kelas, Kok Bisa?

Diperbarui: 3 September 2024   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Healthgrid.id

Kelas menengah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang tidak diduga-duga, salah satunya adalah kebiasaan mengonsumsi air kemasan. Siapa sangka, produk yang dahulu dianggap tidak mungkin laku, sekarang justru menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, termasuk kelas menengah. 

Namun, seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini ternyata menyumbang cukup signifikan terhadap pengeluaran bulanan, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya kelas menengah untuk naik kelas. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Kenapa Air Kemasan Bisa Merogoh Kantong Kelas Menengah?

Saat ini, air kemasan tidak hanya dilihat sebagai kebutuhan, tetapi juga sebagai simbol status dan kenyamanan. Banyak masyarakat, terutama di perkotaan, yang lebih memilih membeli air kemasan daripada memasak air sendiri. Hal ini tentu saja tidak lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan mereka.

Gaya Hidup Modern dan Praktis : Salah satu alasan utama mengapa air kemasan menjadi populer adalah karena dianggap lebih praktis dan sesuai dengan gaya hidup modern. Memasak air, yang dahulu menjadi kebiasaan rutin, kini dianggap kuno dan tidak efisien. Kehidupan di kota besar yang serba cepat membuat banyak orang lebih memilih cara yang lebih instan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan air minum.

Kualitas Air PAM yang Dipertanyakan: Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses terhadap air ledeng atau PAM yang bersih dan layak minum. Banyak orang yang ragu akan kebersihan air dari kran, sehingga mereka merasa lebih aman dengan membeli air kemasan. Ini terutama terjadi di wilayah perkotaan, di mana air dari PAM sering kali masih memerlukan pengolahan tambahan agar layak untuk diminum.

Kesadaran Akan Kesehatan: Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan, banyak orang yang memilih air kemasan karena dianggap lebih aman dari bakteri atau kontaminan lain yang mungkin ada dalam air mentah atau bahkan air PAM. Meskipun ada opsi memasak air, beberapa orang merasa bahwa membeli air kemasan adalah pilihan yang lebih praktis dan higienis.

Berapa Rata-Rata Konsumsi Air Kemasan Per Bulan dan Berapa Biayanya?

Untuk memahami seberapa besar dampak air kemasan terhadap pengeluaran bulanan, mari kita tinjau rata-rata konsumsi air kemasan di kalangan kelas menengah.

Secara umum, rata-rata konsumsi air kemasan di Indonesia untuk satu keluarga bisa mencapai 2-4 galon per minggu. Jika harga satu galon berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000, maka dalam satu bulan, biaya yang harus dikeluarkan berkisar antara Rp120.000 hingga Rp320.000.

Jika kita melihat pengeluaran ini dalam konteks pendapatan rata-rata kelas menengah di Indonesia, yang menurut beberapa survei berada di kisaran Rp5 juta hingga Rp15 juta per bulan, maka pengeluaran untuk air kemasan bisa mencapai 2,4% hingga 6,4% dari total pendapatan bulanan. Angka ini mungkin terdengar kecil, tetapi jika dilihat dalam jangka panjang, pengeluaran ini bisa menjadi beban tambahan yang cukup signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline