Lihat ke Halaman Asli

Marius Gunawan

Profesional

Mengapa Kelas Menengah Indonesia Rawan Jadi Kelas Bawah?

Diperbarui: 4 September 2024   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Kelas menengah, pekerja berhamburan keluar dari Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. (Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Kelas menengah umumnya merujuk pada kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, papan, serta memiliki akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan hiburan.

Mereka juga biasanya memiliki sisa pendapatan untuk menabung atau berinvestasi. Di Indonesia, kelas menengah sering diidentifikasi berdasarkan pendapatan harian yang berkisar antara $10 hingga $20 menurut standar Bank Dunia

Kelas menengah memainkan peran kunci dalam perekonomian dan stabilitas sosial suatu negara. Mereka menjadi motor penggerak konsumsi domestik, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, kelas menengah juga dianggap sebagai pilar demokrasi, karena mereka cenderung lebih peduli terhadap kebijakan publik, memiliki akses informasi yang lebih baik, dan aktif dalam proses politik.

Baru-baru ini, badan statistik Indonesia merilis data yang menunjukkan bahwa kelas menengah Indonesia menghadapi kesulitan untuk naik kelas, tetapi justru rawan turun kelas. Beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko ini antara lain:

Banyak orang di kelas menengah mengalami stagnasi pendapatan, sementara biaya hidup terus meningkat. Hal ini menyebabkan jika terjadi PHK atau kehilangan pekerjaan maka tabungan otomatis akan terkuras. 

Juga, akibat krisis dunia yang berkepanjangan dimulai dengan prahara Covid 19, perang yang terus berkecamuk mulai dari perang Ukraina ditambah dengan krisis Gaza yang secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi ekonomi Indonesia yang mengakibatkan ketidakpastian ekonomi, inflasi, dan kenaikan harga bahan pokok mempengaruhi daya beli kelas menengah.

Masalah lain, mayoritas kualitas pendidikan dan keterampilan kelas menengah yang tidak memadai membuat mereka sulit bersaing di pasar kerja yang semakin kompleks sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan kerja yang lebih baik.

Banyak anggota kelas menengah bekerja di sektor informal yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan kurang memiliki jaminan sosial. Sektor informal ini belum punya mekanisme bertahan jika dilanda krisis.

Melihat kondisi ini, tentu saja diperlukan langkah-langkah konkret untuk memperkuat kelas menengah Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline