Lihat ke Halaman Asli

Marius Gunawan

Profesional

Putra Marcos Menang di Philippina, Akan Sama di Indonesia?

Diperbarui: 12 Mei 2022   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Photo: Sindo.com

Pilpres Philipina dimenangkan oleh putra Diktator Marcos:  Ferdinand Marcos Jr. Suatu hasil kemenangan telak. Kok bisa?

Kita masih ingat bagaimana rakyat Philipina turun ke jalan untuk menjatuhkan Presiden Marcos kala itu. Gerakan inilah yang melahirkan istilah People Power, di mana kekuatan rakyat menjatuhkan pemimpin nya yang dianggap telah menyengsarakan rakyat dengan kediktatoran nya.

Kesabaran rakyat Philippina sudah sampai titik nadir ketika Marcos dituduh telah membunuh lawan politiknya Beniqno Aquino.

Saat itu koleksi sepatu ibu negara Imelda Marcos menjadi simbol betapa harta kekayaan Philipina telah dikuras oleh Marcos dengan melakukan korupsi.

People Power inilah yang mengilhami mahasiswa dan rakyat Indonesia menggulingkan Soeharto yang dipandang telah berlaku sebagai diktator.

Alasan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme atau KKN yang telah dilakukan penguasa orde baru ini juga yang saat itu ditentang oleh para mahasiswa dengan didukung oleh Rakyat Indonesia.

Jika mengingat semua ini rasanya mustahil rakyat Philipina bisa memaafkan Marcos dan keturunannya, apalagi sampai memilih untuk menjadi presiden mereka.

Namun, hal yang mustahil itu rupanya terjadi. Setalah beberapa dekade seolah rakyat Philippina lupa akan kediktatoran Marcos dan memilih putranya menjadi kepala negara mereka.

Fenomena ini menimbulkan berbagai analisa. Ada pakar yang mengatakan bahwa, walau Philipina adalah negara demokratis, lingkaran kekuasaan dikuasai oleh segelintir klan politikus yang ada di sana. Klan politik ini juga menguasai sumber kekayaan yang ada di Philipina. Dalam hal ini klan Marcos adalah salah satunya.

Dari berbagai analisa itu, satu hal yang pasti, selama bertahun-tahun media massa dan media sosial yang dikuasai oleh klan Marcos memborbardir masyarakat Philippina dengan pesan bahwa Marcos bukanlah seorang diktator. Masa keemasan Philipina justru ada di saat Ferdinand Marcos berkuasa.

Saat ini, generasi yang menjatuhkan Marcos sudah hampir tidak ada, diganti oleh generasi muda yang tidak mengalami sengsara ketika Marcos berkuasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline