Polisi sudah buka - bukaan mengenai aktor - aktor utama dalam kerusuhan 22 Mei.
Dalam keterangan persnya polisi langsung menunjukkan video - video dari para aktor dan memaparkan peran masing - masing mereka termasuk siapa yang memberikan dana.
Polisi membuka kesaksian tersangka makar bernama H Kurniawan alias Iwan. Iwan mengungkap peran Kivlan Zen, yang juga jadi tersangka makar.
Tersangka makar lain yang video testimoninya diputar oleh polisi adalah Tajudin alias Udin. Tajudin mengaku mendapat perintah untuk membunuh 4 pejabat negara: Wiranto, Luhut, Budi Gunawan dan Gories Mere. Dia mendapat order dari Iwan.
Polisi memutar juga video Irfansyah, tersangka salah satu tersangka perencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional saat rusuh 22 Mei mengaku akan dijamin kehidupan keluarganya oleh Kivlan Zen jika berhasil membunuh bos Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Dalam kesaksiannya, dia sempat menyurvei lokasi rumah Yunarto dan merekam hasil memata-matai itu.
Dalam konferensi pers itu polisi menyatakan Letkol (purn) Fauka Noor Farid, eks anggota Tim Mawar, akan dipanggil untuk dimintai konfirmasi mengenai pengakuan tersangka Kobra Hercules.
Kobra Hercules adalah "panglima lapangan" ketika terjadi kerusuhan pada tanggal 22 Mei. Dia salah satu tersangka perusuh yang ditangkap pada saat terjadi kerusuhan.
Menurutnya Polisi, operasi ini didanai oleh Habil Marati. Polisi menyebut Habil Marati memberi uang 15.000 SGD ke Kivlan Zen untuk pembelian senjata api. Dalam hal ini polisi masih mendalami aliran dana ini, siapa yang memberikan uang itu pada Habil.
Selain para aktor kerusuhan 22 Mei itu, polisi juga memberikan keterangan mengenai peran Soenarko, mantan komandan Pasukan Khusus sehubungan dengan uji coba senjata yang punya keterkaitan kerusuhan 22 Mei.
Dalam video dinampakkan bahwa senjata itu berfungsi, bukan senjata rusak seperti yang diisukan selama ini.