Dunia politik memang bagai panggung sandiwara. Ada peran menangis, tertawa, gembira, duka dan juga ngambek.
Ya, itulah istilah yang digunakan oleh artikel yang menceritakan bagaimana Prabowo tidak jadi menjenguk ibu Ani Yudhoyono di Singapura gara - gara AHY ketemu Jokowi.
Sehubungan dengan hal itu, beginilah tweet dari petinggi partai Demokrat Rachland Nashidik.
Sebenarnya ini sudah kesekian kalinya Demokrat dianggap sudah mbalelo dari koalisi.
Kali pertama ketika Demokrat mengijinkan kadernya mendukung Jokowi jika daerah pemilihannya memang menginginkan Jokowi. Alasan Demokrat waktu itu adalah mereka juga perlu untuk meningkatkan perolehan kursi di legislatif.
Setelah itu, kritik SBY pada kampanye Akhbar terakhir koalisi yang dianggap terlalu ekslusif dan tidak inklusif.
Lalu surat SBY untuk menarik semua kadernya dari tim pemenangan Koalisi Prabowo dengan dalih mau lebih konsentrasi mengawal suara partai di legislatif.
Memang partai Demokrat dari semula sepertinya agak terpaksa untuk bergabung ke koalisi Adil Makmur ini.
Sebenarnya Demokrat ingin membuat poros ke tiga dengan mencalonkan AHY sebagai Capres. Namun koalisi partai poros ketiga itu gagal terbentuk. Oleh karenanya kehadiran Partai Demokrat di koalisi seperti ogah - ogahan.