Masih ingat kontoversi ketika Prabowo mengatakan "tampang - tampang Boyolali" yang menimbulkan polemik dan bahkan demonstrasi besar-besaran di Boyolali?
Rupanya reaksi dan perlawanan masyarakat Boyolali tidak hanya sampai disitu. Saat pencoblosan mereka membayar tunai perkataan Prabowo dengan hasil puluhan TPS memenangkan 100 % untuk Jokowi dan 0% untuk Prabowo.
Juga khusus untuk Boyolali lebih dari 80 % memilih Jokowi. Ini jauh lebih besar dari hasil pada perhelatan Pilpres 2014.
Kejadian ini membuktikan bahwa masyarakat memang punya harga diri. Mereka punya cara ampuh untuk melawan hinaan dan merendahkan harga diri mereka dengan cara sangat tepat dan akurat.
Ini juga membuktikan, kata - kata seorang pemimpin memang sangat harus dijaga. Hal yang dianggap biasa, jika dikatakan dengan cara keliru akan berakibat fatal. Dalam hal ini terbukti, kata - kata yang dinyatakan gurauan oleh Prabowo menjadi blunder yang merugikan dirinya.
Sering memang masyarakat kecil dianggap remeh oleh elit. Mereka dianggap lemah dan tidak berdaya sehingga kerap menjadi obyek politik dan kekuasaan.
Mungkin secara strata sosial, pendidikan dan jabatan mereka bukan apa - apa. Tapi sebagai manusia pasti mereka punya harga diri.
Seringkali diam dan tidak mau berkonfrontasi dianggap sebagai kelemahan. Namun mereka bisa membuktikan hal itu keliru. Mereka bisa melawan. Kejadian dari masyarakat di Boyolali ini adalah buktinya.
Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Selain harus bisa bersikap adil, melayani dan cakap dalam manajemen pembangunan juga harus bisa mengayomi. Masyarakat akan sangat mencintai dan menghormati pemimpin yang juga menghargai mereka.
Masyarakat Boyolali. Kami angkat topi untuk kalian. Kalian telah melakukan perlawanan dengan anggun dan elegan.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H