Lihat ke Halaman Asli

Marius Gunawan

Profesional

People Power Ancam Amin Rais, Contempt of Court Tuding MK

Diperbarui: 1 April 2019   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: NRMnews.com

Sumber gambar: NRMnews.com

Ancaman Mbah Amin Rais untuk menggalang People Power kalau ada kecurangan Pilpres berbuntut panjang. 

Berbagai reaksi dan pendapat telah diungkapkan. Bagi pendukung Amin Rais, seruan itu hanya dianggap peringatan, dan tidak dianggap hal yang serius.  

Namun bagi ahli hukum dan pengamat politik, perkataan Amin Rais ini dipandang serius dan tidak pantas diucapkan Amin Rais sebagai mantan Ketua MPR, yang notabene ikut membidani lahirnya MK. Bahkan ada yang khawatir ancaman itu bisa berakibat kerusuhan.

Baca juga: Ketika Amin Rais Lupa Hasil Kerjanya.

Hal yang menarik, internal PAN sendiri menentang sesepuhnya ini. Adalah Bara Hasibuan, sebagai Waketum PAN dengan tegas menentang  ide Amin Rais ini. 

"PAN tidak akan ikut people power. PAN tidak tertarik dan tidak akan ikut people power. Ancaman itu sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab," kata Bara Hasibuan dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (1/4/2019). 

MK sebagai lembaga yang dikritik oleh Amin Rais pun, bereaksi dengan seruan ini. Walaupun, menurut Juru bicara MK, membawa atau tidak perselisihan Pemilu ke MK adalah kebebasan yang bersangkutan, namun mengajak orang untuk melakukan People Power bisa dianggap menghina Peradilan atau Contempt of Court. Dan ini bisa dituntut secara pidana. 

Mengapa ajakan dari Amin Rais ini bisa dianggap sebagai Contempt of Court?

Contempt of Court adalah penghinaan terhadap pengadilan, yang sering disebut sebagai "penghinaan", adalah pelanggaran karena tidak patuh atau tidak sopan terhadap pengadilan hukum dan para petugasnya dalam bentuk perilaku yang menentang atau menentang otoritas, keadilan dan martabat pengadilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline