Sumber gambar: Bangkapos.com
Nampaknya semakin dekat ke hari pencoblosan, suasana politik kita semakin panas. Prediksi siapa yang bakal memenangkan kontestasi dari berbagai lembaga survei menambah minyak pada api yang sudah membara.
Adalah LSI yang memberikan hasil survei dengan pernyataan bahwa pasangan Prabowo semakin ketinggalan oleh pasangan Jokowi. Bahkan lembaga survei ini mengklaim bahwa trend tersebut menunjukkan Jokowi hampir pasti menang di hari pencoblosan nanti.
Tentu para pendukung Prabowo keberatan dengan hasil tersebut. Bahkan mereka menuduh LSI sudah dibayar oleh tim Jokowi untuk menghasilkan angka itu.
Pihak LSI pun pasti membantah dengan mengatakan tidak mungkin LSI mengorbankan kredibilitas nya sebagai lembaga survei yang sudah cukup lama melakukan kegiatan prediksi politik ini.
Sebenarnya kalau dilihat hasil lembaga - lembaga survei yang cukup kredibel, hasil LSI memang hampir sama.
Namun, nampaknya memang perang hasil survei adalah salah satu strategi yang dipakai.
Kelompok Prabowo seolah mendapat dukungan ketika baru - baru ini juga sebuah lembaga Survei yang baru kita dengar SPIN, dengan hasil Prabowo dan Jokowi hanya punya selisih kecil yakni 8 %. Suatu hasil yang agak berbeda dengan hasil lembaga survei kawakan lainnya.
Hasil survei Lembaga SPIN hampir sama dengan angka prosentase dari satu lembaga baru lainnya INDOMATRIK. Lembaga yang dipimpin oleh salah satu pimpinan lembaga survei Puskaptis, yang pada pilpres 2o14 lalu, dalam quick count adalah satu - satunya lembaga survei yang memenangkan Prabowo sehingga Prabowo dan pasangan nya waktu itu sempat bersujud syukur.
Mendapatkan angin segar seperti ini, tim pemenangan Prabowo tentu tambah semangat, malahan mereka juga kemudian mengklaim bahwa hasil survei sebuah lembaga asing mengatakan elektabilitas Jokowi sudah ketinggalan.
Namun ketika ditanya apa nama lembaga tersebut. Tim pemenangan Prabowo menolak memberitahu karena takut kalau lembaga tersebut nantinya di bully. Suatu alasan yang agak aneh dan patut dipertanyakan kebenarannya.