Tabloid Obor Rakyat tak ada matinya. Mungkin karena mereka punya prinsip, obor yang tak kunjung padam. Walaupun para pendirinya sudah mendekam di balik jeruji, tidak menyurutkan tabloid musiman ini lahir kembali.
Apa sih motivasi yang melatarbelakangi tabloid ini sehingga mereka seperti sudah putus urat takutnya untuk kembali terbit? Bahkan, Pemred nya Setiyardi Budiono berani pasang badan untuk tetap mendekam di penjara walau sebenarnya dia sudah berhak untuk melenggang ke luar penjara.
Kalau melihat modus operandi dan isi yang pernah mereka tulis pada Pilpres yang lalu, jelas ini adalah Tabloid yang sengaja terbit untuk menyudutkan salah satu pihak. Tema yang mereka usung dalam artikel saat reborn inipun langsung mengundang kontroversi, karena akan mewancarai Rizieq Shihab yang sedang mengungsi di Arab Saudi.
Tabloid yang rencananya di launching kemarin batal. Seandainya pun jadi, dapat diduga, kita tidak menemukan artikel yang menghormati aturan baku jurnalistik yang both sides cover.
Tentu kita bertanya - tanya siapa "orang kuat" yang berada di balik layar tabloid Obor Rakyat ini. Walaupun pasti mereka sangkal, namun mustahil mereka bisa membiayai sendiri dan berani menerbitkan Tabloid yang kontroversial ini.
Patut di duga, "Orang kuat" tersebut pastilah punya uang dan "kekebalan" tertentu. Jika tidak, hampir tak ada orang normal yang mau berinvestasi di sebuah Taboit seperti ini.
Mungkin ada yang mengatakan bahwa sangat gampang menebak siapa pendukung Tabloid obor ini, karena jelas yang membayar pasti akan mendapatkan keuntungan.
Namun menurut penulis, hal tersebut tidaklah segampang itu. Siapapun dia pastilah sulit di tebak. Kalau kita langsung menuduh pihak yang diuntungkan lah yang mendukung, maka jangan- jangan memang itu yang menjadi tujuan mereka.
Jelas, pihak yang diuntungkan pun akan menyangkal, karena mereka akan dapat tuduhan black campaign. Lalu siapakah mereka?
Teori konspirasi layak digunakan di sini. Siapapun yang membekengi tabloid ini, pasti dia diuntungkan oleh suasana saling curiga dan kekacauan politik akibat isi tabloid tersebut. Karena dalam kondisi ini siapapun bisa dicurigai sebagai pelaku intelektual nya. Ya, untuk mereka kekacauan adalah komoditas bisnis yang menguntungkan.
Tangan - tangan yang tak nampak ini memang patut kita waspadai. Mereka kelihatannya sudah siap menumpahkan minyak ke panasnya api politik yang sedang memasuki tahap kulminasi nya ini.