KPU kembali diserang. Tuduhan bahwa KPU tidak kompeten yang dilakukan oleh Amin Rais Cs dengan berdemonstrasi ke kantor KPU adalah serangan langsung pada kredibilitas wasit dalam pemilu ini.
Tuduhan kali ini ditambah dengan bumbu pedas, bahwa kalau sampai awal bulan April KPU tidak meningkatkan kinerjanya maka Prabowo akan tarik diri.
Nampaknya strategi untuk melemahkan KPU sebagai upaya untuk menggagalkan Pemilu, seperti sudah diprediksi Mahfud MD semakin terlihat nyata.
Kelompok yang ingin menggagalkan pesta demokrasi ini nampaknya memang tidak siap untuk kalah.
Padahal esensi suatu proses demokrasi adalah kalau siap untuk menang, maka justru harus lebih siap untuk kalah. Sebab jika tidak siap untuk kalah maka sistem otoriter lah yang dipilih.
Politik kali ini memang sangat panas, karena ada pihak yang melihat bahwa peluang kali ini merupakan peluang terakhir mereka. Kalau kalah lagi kali ini, maka tidak ada kesempatan lain kali.
Narasi pesta demokrasi ini pun mereka ubah menjadi narasi peperangan dan pertempuran. Dan bagi mereka, perang ini adalah perang Puputan, perang habis - habisan. Hal itu sampai mereka bawa pada narasi doa.
Ada yang menyalahkan kondisi ini dikarenakan adanya survey - survey dan prediksi, sehingga pihak yang hampir pasti kalah menjadi putus asa dan kalap. Sehingga mau tak mau mereka mengambil jalan nekad. Obsesi kemenangan yang sudah di ubun-ubun menyebabkan mereka menghalalkan segala cara.
Tuduhan ini jelas tidak berdasar. Survey dan prediksi yang obyektif yang justru harus ada, dan seharusnya menjadi alat untuk menjaga proses demokrasi supaya adil, jujur dan transparan.
Sebab kalau ada pihak yang curang, apalagi jika menggunakan alat kekuasaan maka pasti akan ketahuan. Karena sejatinya lah survey dan prediksi ini muncul dan berarti di negara demokrasi. Di negara diktator dan otoriter survey dan prediksi jelas dilarang. Dan toh tidak perlu dilakukan, karena sebelum pencoblosan pun orang sudah tahu siapa yang pasti menang.
Kembali pada kecurigaan akan kecurangan. Sebenarnya dalam kondisi seperti sekarang ini, di mana badan seperti KPU yang anggota - anggota nya relatif sudah dipilih secara independen, yang juga melibatkan wakil rakyat di DPR, sebenarnya tidak perlu ada kecurigaan berlebihan.