Lihat ke Halaman Asli

MARISSA ZEFRINA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Es Teh Solo, Tren Minuman Kaki Lima dengan Keuntungan Besar

Diperbarui: 5 Januari 2024   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stand Penjual Es Teh Solo. Foto: Marissa Zefrina

Jakarta - Es Teh Solo, minuman dingin yang terdiri dari campuran teh, gula, dan es batu, telah menjadi favorit di berbagai kalangan. Uniknya, Es Teh Solo tidak hanya dinikmati karena rasanya yang menyegarkan, tetapi juga karena cerita di balik nama minuman tersebut. Solo, nama kota di Jawa Tengah, menjadi inspirasi bagi nama minuman ini. Sejarah mencatat bahwa Es Teh Solo pertama kali dikenal di kota Solo dan kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

"Berbisnis Es Teh Solo hanya bermodalan kecil dan cara pembuatannya juga cukup mudah seperti menyeduh teh pada umumnya saja, terus saya bisa mendapatkan keuntungan hingga dua kali lipat," kata Karmawan, penjual Es Teh Solo saat diwawancarai di daerah Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (24/12).

Lebih lanjut, menurut Karmawan "Pembeli juga sangat menyukai rasa Es Teh Solo yang khas ini."

Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis es teh mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Salah satu jenis es teh yang sedang ramai diminati saat ini adalah Es Teh Solo. Yang mana hampir disetiap tempat terdapat booth atau stand yang menjual es teh jenis ini bahkan dalam jarak beberapa ratus meter saja sudah ditemui penjual Es Teh Solo lainya. Es Teh Solo adalah es teh yang disajikan dalam kemasan plastik berukuran kecil hingga jumbo. Es teh ini biasanya dijual dengan harga yang terjangkau, yaitu sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000 per gelas.

"Kekurangan bisnis Es Teh Solo adalah ketika cuaca sedang hujan, pendapatan sedikit mengalami penurunan. Selain itu, saya juga mengalami kenaikan harga gula. Biasanya, saya membeli gula dengan harga Rp 14.000, namun sekarang harga gula naik menjadi Rp 16.000," kata Karmawan, penjual Es Teh Solo saat diwawancarai di daerah Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (24/12).

Tren Es Teh Solo ini menunjukkan bahwa minuman kaki lima masih memiliki daya tarik tersendiri di tengah masyarakat. Dengan keuntungan besar yang ditawarkan, tidak heran jika semakin banyak penjual yang tertarik untuk bergabung dengan franchise Es Teh Solo.

"Saya suka sekali dengan Es Teh Solo. Rasanya yang segar dan harga relatif murah atau terjangkaulah buat semua kalangan, saya hampir setiap hari beli Es Teh Solo," kata Viviyani, Ibu Rumah Tangga warga sekitar yang diwawancarai di daerah Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (24/12).

Tidak hanya di Kalideres, Es Teh Solo juga telah menyebar di berbagai wilayah Jakarta dan bahkan di luar Jakarta. Melalui sistem franchise, Es Teh Solo dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat.

Es Teh Solo menawarkan varian rasa, yaitu teh original yang ditambahkan perasan jeruk nipis dan perasan lemon. Rasanya yang segar dan harga yang relatif murah membuat Es Teh Solo menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat yang ingin menikmati minuman segar. Dengan menambahkan perasan lemon atau jeruk nipis anda hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 per gelas.

"Terkadang jika saya ingin minum yang segar gitu, kadang saya beli yang varian lain selain teh originalnya ditambahkan jeruk nipis rasanya jauh lebih segar lagi terus ada asam dikit, karena ditambahkan perasan jeruk nipis." kata Viviyani, Ibu Rumah Tangga warga sekitar yang diwawancarai di daerah Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (24/12).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline