selain skandal century, isu lain yang menyedot perhatian publik sepekan ini adalah acfta. acfta merupakan singkatan dari asean-china free trade agreement. dalam sebuah obrolan, iyan, pedagang pasar cibubur, jakarta timur, menggeleng-gelengkan kepalanya, memberi sinyal kepada saya bahwa ia buta sama sekali tentang acfta.
lazimnya orang kecil, ia justeru balik mengeluh. dalam tiga tahun terakhir, omset penjualan tasnya menukik tajam. kalau pembaca budiman ada yang mau menolong, belilah tokonya yang berukuran 1,5 kali 1,5 meter persegi seharga kurang lebih 100 juta rupiah. iyan ingin menjualnya...
uang hasil penjualan tokonya itu, katanya, sebagian besar buat melunasi hutangnya di bank century, eh... maaf.. victoria, tempatnya meminjam uang untuk menebus tokonya dari pd pasar jaya. sebagian lagi, katanya, buat melunasi utangnya dari para kolega. nah, uang sisa yang paling terakhir, yang sebagian kecil itu, akan ia manfaatkan buat modal usaha di kuningan, jawa barat, kampung asal istrinya, iyah, yang pernah bekerja menjadi tenaga kerja di saudi arabia. tekad iyan rupanya sudah bulat untuk pulang dan hidup di kampung saja. saya tentu tak bisa menahannya...
kira-kira 1 kilometer ke selatan dari tempat iyan berdagang kini, berdiri megah cibubur junction. tempat masyarakat ekonomi kelas menengah-atas menghabiskan uangnya -yang saya yakin sebagian merupakan hasil korupsi-, menukarnya dengan barang-barang impor dan bermerek yang terpajang dalam tiap etalase mewah. di sebelah utara pasar tradisional cibubur, berdiri megah graha cijantung, pusat perbelanjaan yang konon didirikan siti hardiyanti indra rukmana, puteri tertua mantan presiden soeharto.
konon, kedua mall inilah, di samping alfa mart dan indo mart yang muncul bagai jamur di musim penghujan, yang membuat iyah seringkali meradang karena asap dapurnya acapkali tidak mengebul. namun, saya yakin, persoalannya bukan hanya terletak pada keberadaan kedua mall itu, tetapi daya beli masyarakat yang memang telah jauh menurun.
saya hanya bisa menguatkan hati iyan. bahwa kehidupan ia sekeluarga jelas lebih baik dari sepupu saya. sebut saja namanya fajri, yang anaknya paling kecil, berusia 6 bulan, tiap hari diberi minum air putih karena orang tuanya tak sanggup lagi membeli susu.
andaikan prabowo jadi wakil presiden, tentu anak itu tak perlu menderita karena prabowo bertekad melakukan revolusi putih atau program susu untuk semua. itu janji prabowo saat kampanye pada pilpres 2009 lalu. namun, prabowo tak jadi wakil presiden. pilihan rakyat ternyata berbeda dengan kebutuhannya... apa boleh buat...
saya tidak ingin berpanjang lebar menceritakan bagaimana susahnya masyarakat saat ini karena saya takut dituding menjual kemiskinan. tuduhan yang pernah dilemparkan kepada wiranto menjelang pemilu 2009 lalu, saat ia hendak maju sebagai calon presiden dari partai hanura, meski garis tangan kemudian menentukan ia hanya sebagai calon wakil presiden, berpasangan dengan tokoh yang sangat saya hormati: hm. jusuf kalla.
kembali ke acfta. sudah sepekan lebih saya fokus menyimak berbagai persoalan terkait acfta. melewati hari-hari di atas balkon ruang rapat komisi 6 dpr ri. memasang mata dan telinga di setiap rapat kerja komisi 6 dpr ri yang membidangi perdagangan, perundustrian, bkpm, koperasi dan umkm, bumn, dengan para mitra kerjanya, membahas pelaksanaan acfta yang mulai berlaku 1 januari 2010 lalu.
di tengah ancaman deindustrialisasi, menteri perdagangan marie elka pangestu menegaskan indonesia siap menghadapi acfta. meski neraca perdagangan kita dengan china defisit hampir 50 persen. meski hampir semua pelaku usaha kita minta acfta ditunda, pemerintah tetap pada pendiriaannya: sekali lagi. acfta tak bisa ditunda.
karena kalah segala-galanya dengan china, satu-satunya jalan menghadapi acfta adalah dengan ideologi. mulai besok, gunakanlah produk buatan Indonesia... i love you full Indonesia......