Lihat ke Halaman Asli

Demi Kehidupan dan Masa Depan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_195637" align="aligncenter" width="260" caption="Illustrasi: www.bajato.com"][/caption]

Sedihnya hati ini, lagi-lagi terjadi pelecehan seksual terhadap anak-anak dan lagi-lagi tidak diperhatikan. Jangankan pemimpin bangsa, masyarakat pun sepertinya tidak peduli dan sibuk dengan kepentingan masing-masing. Memang,sih, semua sedang susah dan masing-masing memiliki urusan pribadi, tetapi tidakkah ada sedikit pun rasa atas mereka?! Tidakkah terpikir bagaimana masa depan bangsa ini jika semuanya terus berlanjut?!

Yang paling membuat saya semakin sedih adalah karena sepertinya semua ini sudah terlalu biasa terjadi. Bahkan ada sebagian yang berkata bahwa ini semua adalah makanan sehari-hari. Duh!!! Kalau sudah tahu ini sudah sering terjadi, bukankah seharusnya semakin peduli?! Bukankah seharusnya semakin giat dan semangat untuk menghentikan semua ini?! Kenapa jadi terbalik, ya?!

Bayangkan bagaimana rasanya menjadi bocah berusia lima tahun yang harus sendirian dalam malam. Menahan dingin dan juga lapar. Kehangatan dan belai kasih sayang orang tua tidak dirasakannya. Dia hanya dipeluk dan dicium bila pulang membawa cukup uang untuk membantu keluarga. Lima tahun!!!

Entah tiba-tiba ada badai datang dari mana. Anak ini harus mendapatkan siksaan yang sangat luar biasa. Tubuhnya terkoyak di antara tawa dan kepuasan. Vaginanya hancur dan bahkan harus robek sampai ke anusnya. Darah terus mengalir dan membuatnya tak sadarkan diri. Tak ada yang memperhatikannya dan tak ada juga yang mempedulikannya.

Bahkan rumah sakit pun sulit untuk membantunya. Diperlukan dana terlebih dulu untuk bisa merawat anak tersebut. Bila ada dokter yang membantunya, maka semua biaya perawatan harus ditanggung oleh dokter itu. Apakah semua dokter memiliki dana yang cukup untuk merawatnya?! Kenapa harus dibebankan lagi kepada para dokter?!

Meminta bantuan kepada yayasan dan lembaga pun sulit sekali. Terlalu banyak prosedur yang harus diselesaikan. Itu pun bila memenuhi syarat. Sementara nafas sudah tinggal dihitung jari tetap saja semua prosedur itu harus dilewati terlebih dahulu. Apa tidak ada dana yang bisa diberikan untuk keadaan darurat seperti ini?! Ada!!! Hanya lewat kantung-kantung pribadi-pribadi yang mau sedikit berbagi.

Tuhan Maha Pengasih dan penyayang, anak ini pun dihantarkannya untuk kembali ke sisi-Nya. Melepaskannya dari semua derita yang harus terus menerus mendera. Hanya ada teriring doa untuknya agar dia bisa selalu tersenyum di sana. Kebahagiaan dan cinta abadi akan selalu memeluk dan menyelimutinya.

Menangis sepanjang hari dan menyesali semua ini pun tak berguna dan tak berarti. Lebih baik memikirkan apa yang lebih baik dilakukan agar semua ini tak harus terjadi lagi. Pikirkanlah bersama-sama apa yang menyebabkan semua ini harus terjadi?! Apakah karena masalah ekonomi?! Apakah masalah politik?! Apakah kesalahan pemerintah?! Jangan-jangan semua ini adalah kesalahan dari diri kita sendiri. Kita yang tidak peduli dan sama sekali tidak punya keinginan untuk memperbaiki masa depan. Kalaupun peduli namun selalu merasa memiliki keterbatasan. Kalaupun punya keinginan namun selalu tak tahu apa yang harus dilakukan. Bukankah begitu?!

Berbuat baik dan peduli tidak selalu berarti bisa memberikan arti dan manfaat juga. Memberikan uang kepada para pengemis di jalan belum tentu bisa membuat mereka menjadi orang yang berguna dan bermanfaat. Berapa banyak uang yang diberikan dari sebuah kebaikan digunakan untuk membeli obat-obat terlarang?! Berapa banyak yang dihabiskan untuk mabuk-mabukkan?! Berapa banyak yang disetorkan kepada para mafia yang memanfaatkan mereka?! Berapa banyak juga pengemis yang memang hanya menjual sedih, duka, dan air mata namun ternyata memiliki banyak rumah dan tanah di kampungnya?!

Tidak mudah juga untuk mengubah nasib mereka. Kita memang bukan malaikat yang bisa mengubah mereka menjadi seseorang yang hebat. Siapakah kita?! Tidak ada seorang pun yang bisa mengubah orang lain selain diri mereka sendiri. Yang bisa kita lakukan hanyalah mendorong dan membuka jalan kepada mereka untuk bisa menjadi lebih baik. Tidak perlulah kita merasa menjadi seorang pahlawan yang telah banyak berbuat baik dan kebajikan yang harus dibanggakan. Segala sesuatu yang diberikan berdasarkan cinta dan ketulusan tidak pernah mengharapkan apapun. Bahkan tidak pernah berharap untuk bisa memberikan lebih banyak lagi. Cukup memberi dan memberi. Memberi semampu yang bisa kita lakukan.

Untuk menyelesaikan masalah seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa dikerjakan dalam sebulan, setahun, dan bahkan sepuluh tahun. Memakan waktu dan proses yang lama. Diperlukan dedikasi, perjuangan keras, dan juga keteguhan hati untuk mau melakukannya. Semua harus diselesaikan dari akarnya. Bila tidak, semua usaha yang dilakukan akan menjadi tidak terlalu berarti dan bermanfaat. Berapa banyak sudah usaha yang dilakukan?! Berapa banyak tenaga dikeluarkan?! Berapa banyak uang yang sudah dihabiskan?! Apakah ada perbaikan?! Bukankah sekarang keadaan semakin parah dan memburuk?!

Kritik pun tidak akan membantu bila tidak mau mencari solusi dan mencari akar permasalahan yang sebenarnya. Bicara memang mudah, mampukah untuk berbuat sesuatu?! Kalau pun kritik dianggap sudah membantu, sudahkah mengerti duduk persoalan yang sebenarnya terjadi?! Sudah pahamkah atas apa yang sebenarnya telah dilakukan?! Sudah benar-benar tahukah apa yang seharusnya diperbaiki?!

Maafkan saya bila kali ini saya terlalu emosional dalam membuat tulisan ini. Saya memang merasa sangat prihatin sekali dengan semua yang sedang terjadi pada bangsa dan negara yang sangat saya cintai ini. Saya tidak bisa memungkirinya. Saya pun banyak berbuat salah dan telah berpartisipasi dan menyebabkan semua ini terjadi. Maafkan saya!!!

Kita semua sudah terlalu lama hidup dalam kebodohan yang entah sengaja tidak sengaja, diasadari atau tidak disadari telah dilakukan. Pembodohan terus saja berlanjut dan kita hanyut serta larut di dalamnya. Sudah lupa dan tidak tahu lagi mana yang benar dan salah. Sudah tidak mengerti lagi mana yang baik dan mana yang buruk. Kita terlalu mudah menilai dan tidak juga mau melihat dari berbagai sisi pandang yang berbeda. Tidak bisa menerima fakta dan kenyataan yang sebenarnya. Tidak juga mau jujur dan berjiwa besar untuk mengakui kesalahan. Kita terlalu sering melakukan pembenaran untuk menutupi semua kesalahan dan menunjuk yang lain untuk dijadikan kambing hitam. Tidak juga mau mencari tahu apa dan siapa kita yang sebenarnya. Bahkan kebenaran itu pun sepertinya sudah tidak ada lagi. Kita memang hanya manusia penonton yang berada di dalam arus deras perputaran evolusi yang berhenti. Tidak menjadi lebih baik dan tidak juga bergerak maju. Kita semua telah menjadikan peradaban berhenti dan membuat semuanya berhenti dan mundur ke belakang.

Malu sekali rasanya hati ini bila tidak juga mau melakukan sesuatu dan berbuat sesuatu. Untuk apa diberikan semua rahmat dan anugerah terindah dan terbaik oleh-Nya jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya bagi kehidupan.Diam bisa menjadi pilihan yang merupakan emas bagi diri sendiri. Tidak diam pun bisa menjadi pisau yang menghancurkan diri sendiri. Pilihan itu ada dan tuntunan itu pun sudah diberikan. Kenapa kita tidak juga mau membuka mata dan hati kita dengan terus memperbaiki diri dan juga memberikan segala yang terbaik bagi kehidupan ini?! Bagi masa depan yang lebih baik lagi. Bagi generasi yang selanjutnya. Tidakkah kita memiliki cinta untuk semua?!

Marilah kita sama-sama introspeksi diri dan berusaha untuk menjadi jujur pada diri sendiri. Mengenal dan mencari tahu apa dan siapa kita yang sebenarnya serta menjadi diri sendiri. Belajar dan belajar terus dan jadikan diri menjadi lebih baik lagi. Berpikirlah dengan benar dan rasakanlah semua yang ada di dalam hati. Cobalah untuk bisa selalu melihat segala sesuatunya dari berbagai sisi pandang yang berbeda. Berdamailah dengan diri sendiri. Dengarkan hati nurani dan selalu berikanlah yang terbaik. Penuhi diri dengan cinta dan selalu berikanlah cinta dengan penuh ketulusan.Kita semua harus mau berubah demi kehidupan yang lebih baik lagi. Ubahlah pola pikir dan cara pandang kita selama ini. Hargailah dan hormati semua proses yang ada dalam kehidupan. Yakinlah bahwa selalu ada harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Teruslah bermimpi dan wujudkanlah semua mimpi.

Jadilah matahari yang bisa memberikan terang dalam gelap dan menjadikan gelap itu terang. Jadilah mutiara yang berkilau tanpa ada balutan sutera. Jadilah bunga terindah di antara semua bunga. Jadilah emas yang bisa menjadikan semua emas berkilau dengan indahnya. Jadilah kupu-kupu terindah yang menjadikan kehidupan terus berlanjut dengan lebih baik lagi.

Semoga bermanfaat!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline