Lihat ke Halaman Asli

Dialog Mencari Kebenaran – Apresiasi Buah Pikir Kompasianers (3)

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

;)

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Illustrasi: redstick.wordpress.com "][/caption] Dua hari yang lalu, saya mempublikasikan tulisan yang berjudul "Apakah Kebenaran Itu Tidak Pernah Ada?!" dan saya senang sekali karena banyak sekali komentar yang masuk dengan buah pikir masing-masing yang menurut saya sangat luar biasa sekali. Oleh karena itulah, dalam kesempatan ini saya ingin mempublikasikan dialog dalam mencari kebenaran yang ada, sebagai apresiasi terhadap ini semua. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa ini bukanlah hal yang baru pertama kali saya lakukan ataupun Kompasiners lain lakukan. Dulu, di Kompasiana ini sering sekali apresiasi terhadap komentar di-publish ulang dalam bentuk tulisan. Ya, ini sekalian juga mengenang betapa indahnya masa-masa itu ketika para Kompasianer bisa berdiskusi dengan bebas sesuai dengan pendapat masing-masing dalam bentuk buah pikir yang inspiratif, bermanfaat, dan menarik. Inilah yang menjadikan Kompasiana menjadi sebuah rumah yang sehat. Saya berharap sekali ini bisa terjadi lagi di Kompasiana ini, karena hanya dengan cara inilah kita semua bisa belajar dan saling belajar. Toh, berdiskusi ataupun berdebat pemikiran itu membuat kita semua menjadi lebih tahu banyak. Asal jangan SARA dan dibawa-bawa keluar dari tulisan saja, ya!!! Beda pendapat dalam tulisan bukan berarti harus berantem di luar sana, kan?! Semoga, ya?!

*****

totok kusmardiyanto : kebenaran itu pasti ada...dan kebenaran itu dari di sisi Alloh (QS 2 ayat 147), Dia adalah Pemilik dan Penentu kebenaran...lalu kebenaran itu diturunkan kepada para utusan-Nya dari Adam as, Nuh as, Hud as, Luth as, Yahya as, Ibrohim as, Zakariya as, Musa as, Isa putra Maryam as, dll, dan yang terakhir kepada Muhammad saw...inti dari kebenaran itu adalah "mengabdi kepada Alloh" dan inilah yang diserukan oleh para utusan Alloh itu kepada kaumnya masing-masing (QS 16 ayat 36) atas perintah Alloh, seperti juga yang diserukan oleh Isa putra Maryam as kepada kaumnya yakni bani Isroil, Beliau as berkata " (wahai anak keturunan Isroil) sesungguhnya Alloh adalah robb (Tuan, Tuhan) ku dan juga robb kalian (maka) mengabdilah kepada Dia, inilah jalan yang lurus" (QS 3 ayat 51)..namun tidak semua kaum para utusan Alloh itu menerima kebenaran dari Alloh itu...ada yang menolak (inilah yang dinamakan orang yang ingkar/kafir kepada Alloh) dan ada yang menerima (inilah yang dinamakan orang yang beriman kepada Alloh)... manusia terbagi menjadi dua yakni yang menolak kebenaran yang berasal dari Alloh itu (ini selalu mayoritas) dan yang menerima kebenaran yang berasal dari Alloh itu (ini selalu minoritas)...jadi tidak semua manusia berada di atas kebenaran...bentuk kongkritnya?... jika kita berbuat baik kepada sesama (dan ini memang diperintahkan oleh Alloh, " ahsinu innalloha yuhibbul-muhsinin" artinya " berbuat baiklah kalian (karena) sesungguhnya Alloh suka/cinta kepada orang yang berbuat baik", QS 2 ayat 195) karena Alloh semata bukan karena yang lain maka inilah salah satu bentuk kebenaran, inilah yang dinamakan mengabdi kepada Alloh...jika kita berbuat baik bukan karena Alloh maka itu bukan kebenaran, itu bukan mengabdi kepada Alloh dan bisa jadi di dunia pelakunya mendapat manfaat dari perbuatannya tapi di akherat nanti itu pasti akan menjadi sia-sia...tapi siapakah yang benar-benar mengabdi kepada Alloh sekarang ini?...kaum muslimin?...kaum kristiani?...kaum budha?...kaum hindu?...dll?...saya sebagai kaum muslimin memantapkan diri untuk selalu mengabdi kepada Alloh, menerima seruan para utusan Alloh itu... Balas tanggapan Mariska Lubis : terima kasih... saya senang sekali mengetahui semua penjelasan ini... karena di dalam mencari kebenaran setiap manusia memiliki kebebasan di dalam mententukan pilihannya masing-masing... Alangkah baiknya jika Ini semua juga tidak dijadikan masalah atas perbedaan agama... karena kita sebagai manusia memang diberikan perbedaan namun juga diberikan persamaan... yaitu sama di mata Tuhan... dan sama karena diberikan pilihan dan kebebasan untuk menentukan pilihannya... dan pada prinsipnya, menurut saya, ujung dari semua pencarian ini hanya ada pada Tuhan... pemilik kebenaran sejatinya... apapun pilihan yang dipilih dan diambil... semoga kita semua bisa menentukan pilihan ini dengan sebaik-baiknya dan juga memang merupakan pilihan diri kita sendiri sehingga menjadi mantap untuk meneruskan perjalanan... seperti yang dilakukan dirimu... As. kwok : untuk menuju pada kebenaran mutlak (pada Tuhan), manusia menyusuri hidup dlm kebenaran dari hari ke hari. kemarin kurang benar, sekarang agak benar, esok lebih benar, dan lusa lebih benar lagi, dst. problema adl bgm mengkomunikasikan kebenaran yg didapat di satu pihak dgn kebenaran di lain pihak, shg menemukan kebenaran yg lebih baik menuju kepada kebenaran yg mutlak? Balas tanggapan Mariska Lubis : komunikasi memang sangat penting sekali karena hanya lewat komunikasi semuanya bisa berjalan lebih baik... bila memang itu diinginkan pula oleh kedua belah pihak.. kalau nggak... ya sama saja bohong juga... hehhehehe rismanaceh :Mari membunuh kebenaran dengan kata tidak ada kebenaran dan mari membenarkan pembunuh kata dengan kebenaran kata yang ada. Salam bingung bagi yang suka berkata-kata dan salam cerah bagi yang suka berbahasa rismanaceh : Jika FN masih ada dia kan marah ama ML krn usahanya membunuh tuhan sia-sia disebabkan dikau menganjurkan untuk percaya pada kebenaran tuhan sbg satu-satunya kebenaran mutlak. Mariska Lubis : hahahahahahah itu hanya ungkapan dari mereka yang membaca FN hanya dengan mata.. dan hanya sepotong-sepotong saja... membunuh Tuhan yang dia maksudkan adalah setiap manusia hendaknya mencari Tuhan-nya sendiri... "Adalah di sini bahwa jalan-jalan yang diikuti manusia terpecah. Apakah Anda ingin jiwa yang damai dan kebahagiaan? Apakah Anda mengabdi kebenaran lebih baik? Maka carilah kebenaran itu." FN Dialog Mencari Kebenaran - Apresiasi Buah Pikir Kompasianers (1) Dialog Mencari Kebenaran - Apresiasi Buah Pikir Kompasianers (2) (Bersambung) Salam Kompasiana, Mariska Lubis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline