Lihat ke Halaman Asli

Ceritaku untuk Ayah dan Bunda

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belaian lembut bunda sangatlah kurindukan, senyuman bunda yang paling aku tunggu-tunggu. Bagiku bunda adalah inspirasiku dalam hidup ini. Mungkin aku dulu sekecil anak bawang yang lugu bahkan tidak tahu apa-apa. Masih dalam gendongannya, masih dalam iringan lagunya supaya aku tertidur dan bermimpi indah. Terjaga diatas pengawasan bunda, menjaga aku tanpa lelah. Bunda selalu bergantian tugas dengan Ayah untuk selalu memberikan terbaik buat aku demi melihat senyuman bahagiaku. Terkadang Ayah dan Ibu suka memarahiku, bahkan menegurku demi kebaikanku. Agar aku di didik menjadi anak yang baik bukan anak nakal.

Pendidikan di keluarga tidak cukup bagiku untuk mengenal dan belajar tentang di dunia ini. Ayah dan bunda selalu mengantarkanku ke sekolah untuk menimba ilmu. Supaya aku pintar, supaya aku punya ilmu pengetahuan yang baik, supaya aku belajar tentang agama, moral dan juga berinteraksi dengan teman-teman sebayaku. Aku mulai mengenal membaca, menulis, berhitung, bernyanyi dan berolahraga. Bunda dan ayah selalu berharap anaknya selalu menjadi anak yang pintar dan paling hebat. Meskipun aku terkadang mengecewakan ayah dan bunda. Aku bukan manusia yang sempurna yang tidak bisa memberikan rangking 1, raport A plus atau masuk kelas excellent. Tapi bagi bunda dan Ayah apapun itu “Mereka Selalu Bangga Dengan Anaknya”. Bunda yang selalu menghapus air mata untuk tidak boleh menyerah dalam setiap langkah perjalananku. Ayah yang selalu membimbingku untuk menjadi anak yang kuat dan tidak cenggeng.

Seorang anak yang tidak mengerti pikiran orang dewasa. Merasa harus diperhatikan dan menjadi anak yang egois. Ingin selalu keinginan dan kebutuhannya dipenuhi. Satu tidak cukup minta dua, dua tidak cukup minta tiga. Tapi ayah dan bunda selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan anaknya, apa yang diinginkan selalu dikabulkan. Bahkan dibalik usaha mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, anak selalu protes karena perhatian ayah dan bunda yang kurang. Padahal mereka bekerja untuk melakukan yang terbaik untuk anaknya meskipun terkadang membuat perhatian dan kasih sayang kepada anak kurang.

Waktu selalu berputar bunda…….

Kini aku bukan anak kecil lagi, bukan lagi anak yang suka menangis ketika aku dijahili teman sebayaku. Bukan lagi anak yang merengek ketika ditinggal ayah dan bunda. Meskipun sesekali aku melakukan itu. Aku sudah tumbuh bunda, aku sudah bukan lagi anak sekolah bunda aku sudah “mahasiswa”. Bukan lagi siswa, aku sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Aku sudah bisa memilih apa yang terbaik buat aku. Sekarang bunda dan Ayah sudah bertambah usia. Begitu banyak pengorbanan dan juga usaha yang dilakukan ayah dan bunda sampai sekarang ini.

Aku selalu melihat ketika malam, Ayah dan Bunda Sholat di tengah-tengah orang tertidur pulas. Ayah dan bunda selalu berdoa untuk yang terbaik buat anak-anaknya. Berdoa supaya anak-anaknya menjadi anak yang sholeh, anak yang baik, anak yang bermanfaat bagi semua orang dan anak yang cerdas. Doa ayah dan ibu selalu mengiringi langkahku sampai saat ini. Bahkan sampai sekarang Ayah dan Bunda selalu saja menjadi partner terbaik ku. Mungkin kalau dihitung-hitung sudah banyak pengorbanan yang ayah dan bunda keluarkan demi Anaknya demi kebahagiannya. Bahkan seorang anak tidak bisa membalas semua yang telah diberikan dan dikorbankan ayah dan bunda untuk kebahagiaanku.

Ayah dan bundaa…. Biarkanlah aku memilih dan melakukan yang terbaik untuk kalian. Izinkan aku untuk memberikan kado istimewa untuk kalian meskipun kado itu tidak sebesar pengorbanan yang kalian lakukan buat kami anak-anakmu. Bersabarlah ayah dan bunda, ikhlaskan kami anak-anakmu untuk melakukan sebuah perjuangan. Biarkan kami menuntut ilmu setingi-tingginya. Bersabarlah Ayah dan Bunda untuk melihat kami anak-anakmu sukses. Kami sedang menjalani proses kehidupan, kami akan belajar, berusaha dan menuntut ilmu. Kami akan mengubah dunia seperti juga kalian mengubah kami anak-anakmu menjadi anak yang luar biasa.

Sebuah kelulusan dan hasil pendidikan yang kami tempuh merupakan salah satu bakti kami anak-anakmu kepada Ayah dan Bunda. Tapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu biarkan kami memberikan dan mengabadikan ilmu-ilmu yang telah kita peroleh dari kecil sampai sekarang untuk kemajuan bangsa ini. Untuk mencetak banyak anak-anak luar biasa dan hebat. Untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang hebat. Ayah dan Bunda terimakasih untuk setiap kebahagiaan yang kalian berikan kepada kami hingga sampai saat ini kami masih bisa berdiri karena kalianJ

“Ayah& Bunda berikanlah kami kesempatan untuk mengubah dunia ini. Memberikan kado istimewa untuk kalian seperti kalian membuat kami menjadi anak yang hebat”

-MS-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline