Lihat ke Halaman Asli

Salah Ucap, Bisa Salah Jurusan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Setelah sekian lama ini lapak sudah lapuk dan bersarang laba-laba, akhirnya bisa memunculkan artikel yang juga pengalaman pribadi. Berharap sih ni cerita bisa dinikmati dan endingnya bisa sedikit menghibur pembaca. Wehehhehe. Begini ceritanya......

Kejadiannya sudah lama sih beberapa bulan yang lalu, tepatnya masih menyandang sebagai mahasiswi KKN di sebuah desa di Magelang. Pagi yang cerah dan dingin untuk desa yang bakal aku tempati satu bulan. Entah periode KKN ini tepat atau tidak, tapi waktu kami KKN sedang bulan suci Ramadhan, sebagai umat muslim kami menjalankan puasa wajib. Pagi hari ini kami satu unit jalan-jalan pagi ceritanya sehabis sholat subuh sekalian melihat situasi dan kondisi. Awalnya sih niatnya cuma jalan-jalan saja sama anak-anak KKN satu unit dan ibu dukuh. Namun ibu dukuh ngajakin kita cewek-cewek nih yang berjumlah 6 orang ke pasar. Kata ibu dukuh sih buat persediaan makan kita selama KKN.

Dengan semangatnya kita bilang “Siaaap bu, jalan saja ya bu sampai pasar. Kiranya kita deket pasarnya”

Aduuuh mbak pasarnya jauh lho, nanti kecapekan kan lagi puasa juga, timpal ibu dukuh

Breeem....breeemm............bremmmm............ (suara kendaraaan roda 4 dan panjang lewat)

Ibu dukuh langsung melambaikan tangan, dan suruh kita naik bus antar lokasi gitu deh. Akhirnya kita ngikut ibu naik bus sampai pasar tradisional. Turun dari bus, pemandangannya mantaaap kaleee. Banyak para pelajar sd-smp-sma sedang menunggu angkot kecil itu yang warna-warni kalau aku sebut sih mikrolet atau kol gitu. Pasar juga penuh sama penjual dan pembeli yang hendak bertransaksi. Kami mengikuti ibu ke lapak satu ke lapak lainnya. Ibu belanja banyak sekali dari sayur-sayuran, daging, camilan dan lain-lain. Jadi 6 orang cewek tuh bawa tas belanjaan satu-satulah. Hal yang tidak kami pikirkan adalah bagaimana caranya sampai rumah bu dukuh dengan jumlah orang dan muatan sebanyak ini sedangkan mikrolet yang lewat hampir semuanya penuh dengan penumpang dari pasar dan juga anak sekolahan yang buru-buru biar gak telat masuk.

Mikrolet pertama lewat......... kami menggelengkan kepala karena penuh sekali

Mikrolet kedua lewat...... kami mau menggelengkan kepala, tapi si supir meyakinkan bahwa masih cukup untuk 1-3 orang. Akhirnya ibu dukuh percaya dengan si supir, 3 orang teman dari kami akhirnya naik milrolet kedua tersebut, dan sisanya menanti mikrolet berikutnya.

Sambil menunggu mikrolet yang lewat disebelahku ada anak berseragam SMP, ya iseng-iseng nanya. “Tiap hari naik mikrolet dek kalo ke sekolah?”

“Iya mbak”

“Memangnya gak telat kalo nungguin angkot? Emang masuk jam berapa?”

“Ya,,,, kalo telat gakpapa kan mikroletnya kadang lama datengnya”

“OOOOOO,,,,,,,,,,,,,, #gayabangetnianaksmp

Sehabis ngobrol gombal akhirnya mikrolet ketiga lewaat,,, Keliatannya sih agak rame. Tapi si supir tetep aja nekat kalo mikroletnya cukup untuk kami sebanyak 4 orang plus belanjaannya. Lagi-lagi ibu dukuh percaya. Kami ber-3 sudah masuk duluan, tetapi temenku satunya sebut saja Nona gak kebagian tempat duduk dan akhirnya nekat duduk di deket pintu terbuka mikrolet. Tiba-tiba datang seorang nenek-nenek yang membawa bakul dan nenek itu mau gelantungan di pintu. Sontak karena gak tega juga, masak yang muda malah duduk di atas kesusahan nenek tersebut. Di depan tempat duduk pun banyak barang-barang dagangan dari pasar, akhirnya dengan space yang lumayan mini aku menggantikan posisi nenek tersebut. Nenek duduk di tempat duduk ku, dan aku harus menanggung resiko.

Sempat binggung mau duduk dimana, akhirnya aku dan nona berdiri dan gelantungan di pintu terbuka mikrolet tersebut. Ngeri juga sih sebenarnya cantik-cantik gene jadi kernek mikrolet. Tapi gakpapalah demi berbuat kebaikan. Kami baru sadar, jalan yang kami lewati itu adalah derah pegunungan, yang contur jalannya berkelok-kelok dan naik-turun

“Awas mbaaaak,,,,,, kode dari pak supir”

“Huwaaaaaaaaaaaaaaaaa.........................., kami berteriak bersama-sama dan sempet berpelukan juga. Ngeri banget soalnya. Takut jatuh gitu nanti terpelanting ke sawah warga lagi *imajinasisesaat

Berulang-ulang kali kami berteriak sambil tertawa-tawa, karena ini best moment. Yaaahhh momen jadi kernek mikrolet untuk pertama kalinya.

Sepertinya dewi fortuna sedng berpihak dari kami,,, “Pak kiri-kiri paaaak,,, sebut salah seoarang penumpang”. Dua penunmpang yang duduk di depan turun dari mikrolet.

Kami berdua bisa bernapas legaaa... karena kita bisa duduk di dekat pak supir. Kami mengobrol di sepanjang perjalanan dengan pak supir yaaah obrol gombal gituuu deh. Hehehhehe.

Ibu dukuh kami mengatakan sesuata “Mbaann,,,mban gitu deh agak samar-samar”

Pak supir nanya ke kami, “turun mana mbak?”

Setangkep pendengaranku ibu itu ngomong tujuan kita berenti

Dengan suara keras, dan percaya diri aku katakan “Turun Jambaaaan Paak”

Sontak penunmpang tertawa.... Hahahhahha

“Jamban mbak?

“He? Iyakan? Aku binggung apa aku salah ya tadi sedengrku ibu dukuh bilang itu

“Kalo jamban beda mbak tujuannya,,

Bu dukuh langsung mengklarifikasi turun Jabaaan pak supir,,,,,

Aku dan nona tertawa lepas, untungnya ada ibu dukuh kalo gak kita bener-bener diturunin di Jamban deh. Kami turun dari mikrolet, dan mengucapkan terimakasih pada pak Supir. Aku dan Nona masih saja tertawa geli terhadap kejadian yang baru saja terjadi. Satu hal pelajaran, sepertinya kita harus tau lebih dulu tujuan berhentinya perjalanan sebelum jadi anak yang sok tau *uppss :p




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline