Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswi

Puisi: Langit dan Cakarannya

Diperbarui: 21 September 2024   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit biru terbentang luas
Tak terjangkau tangan fana
Namun ada cakaran tersembunyi
Yang tergores di tubuhnya.

Awan melukis jejak-jejak pilu
Seperti luka yang tak terlihat
Dari sayap yang patah
Dari mimpi yang tak sampai.

Bintang-bintang menatap diam
Menjadi saksi bisu
Pada cakar yang tak terbalas
Menggores dalam tanpa henti.

Langit tetap menari
Dalam sunyi yang tak terbaca
Meski cakaran masih ada
Ia tetap berkilau, tetap tegar.

Cakaran adalah kenangan
Luka dari harapan
Namun langit tak pernah menyerah
Menghamparkan luasnya keabadian.

Sumbawa, 21 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline