Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswi

Puisi | Gemerlap Langit

Diperbarui: 3 September 2024   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemerlap Langit

Langit kelam, berbisik dalam gelap
Gulung awan tebal, seakan menyimpan dendam
Gemuruh mulai terdengar, dari jauh datang mendekat
Menyampaikan pesan alam yang penuh makna dalam.

Kilatan cahaya membelah hitamnya malam
Seketika mengusir kesunyian yang mencekam
Langit berbicara dalam suara yang lantang
Menggetarkan hati, mengguncang jiwa yang tenang.

Gemuruh langit bukan hanya amarah
Ia adalah tanda, pertanda dari alam yang resah
Mengingatkan kita akan kekuatan yang tak ternilai
Bahwa di balik ketenangan, ada badai yang mengintai.

Air hujan mulai turun, menghantam tanah yang kering
Menghapus debu, menyegarkan bumi yang merindukan basah
Tapi di balik tiap tetes, ada ketegangan yang tersemat
Gemuruh terus menggema, menuntut perhatian dari setiap makhluk.

Langit bercerita, tentang siklus tanpa akhir
Tentang kehancuran yang membawa kelahiran kembali
Gemuruhnya adalah peringatan dan doa
Bahwa hidup ini rapuh, dan kita hanyalah penumpang sementara.

Sumbawa, 3 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline