Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswa

Cerpen | Suara dari Lantai Atas

Diperbarui: 9 Agustus 2024   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara dari Lantai Atas

Dini hari itu, Nina terbangun oleh suara aneh dari lantai atas rumahnya. Rumah tua warisan keluarganya memang sering mengeluarkan suara-suara tak biasa, namun kali ini berbeda. Suara itu terdengar seperti langkah kaki berat yang mondar-mandir tanpa henti.

Nina mencoba mengabaikan dan kembali tidur, tapi suara itu semakin keras. Dengan rasa penasaran yang tak terbendung, ia memutuskan untuk memeriksanya. Ia mengambil senter dan menaiki tangga perlahan, setiap langkahnya membuat lantai kayu berderit pelan.

Ketika sampai di lantai atas, suara langkah itu berhenti. Semua pintu kamar tertutup rapat. Nina menghela napas lega, mengira mungkin hanya perasaannya saja. Namun, saat ia berbalik untuk kembali ke bawah, suara langkah itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat dan lebih jelas.

Nina merasa jantungnya berdegup kencang. Ia memutuskan untuk membuka satu pintu kamar. Ketika pintu terbuka, ruangan itu gelap dan kosong, tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang. Ia menyalakan senter, memeriksa setiap sudut, tapi tidak menemukan apa-apa.

Tiba-tiba, senter yang dipegangnya mati. Ruangan menjadi gelap gulita. Di tengah kepanikan, Nina mencoba menyalakannya kembali, tapi sia-sia. Saat itulah ia merasakan ada sesuatu yang berdiri di belakangnya, menghembuskan napas dingin di tengkuknya.

Dengan cepat, Nina menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Ia berlari keluar dari kamar dan menuju tangga. Namun, sebelum ia mencapai tangga, pintu kamar di sebelahnya terbuka perlahan dengan suara mengerikan. Dari celah pintu, terlihat bayangan seseorang berdiri, dengan mata merah menyala menatapnya.

Nina menjerit dan berlari menuruni tangga. Namun, ketika ia sampai di ruang tamu, suasana berubah. Ruangan itu tiba-tiba dipenuhi oleh kabut tebal, dan dari dalam kabut, muncul bayangan-bayangan menyeramkan yang berjalan mendekatinya. Mereka berbisik, "Kamu tidak bisa lari dari kami."

Nina mencoba berlari ke pintu depan, tapi kakinya terasa berat seperti terikat oleh sesuatu yang tak terlihat. Kabut semakin tebal, dan bayangan-bayangan itu semakin dekat. Mereka mengulurkan tangan, mencoba meraih Nina. Dengan sekuat tenaga, Nina berteriak dan meronta, namun sia-sia.

Dalam kepanikan, tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Nina tersadar, ia terbaring di tempat tidurnya dengan keringat dingin mengucur di wajah. Ia melihat sekeliling, kamar tidurnya tampak normal. "Hanya mimpi buruk," pikirnya.

Namun, ketika ia hendak bangun dari tempat tidur, ia mendengar suara langkah kaki dari lantai atas lagi. Suara itu semakin mendekat, diiringi oleh suara bisikan, "Ini bukan mimpi, Nina. Kami selalu ada di sini."

Sumbawa, 9 Agustus 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline