Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswi

Puisi: Tepian Kalbu

Diperbarui: 21 Juli 2024   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepian Kalbu

Angin semilir membawa bisikan
Kisah cinta yang telah sirna
Janji-janji yang terurai hampa
Meninggalkan luka yang perih di jiwa.

Terpaku aku di tepian kalbu
Memandang hamparan air yang biru
Mencari kedamaian dalam diri
Mencoba tuk melupakanmu.

Namun, bayanganmu selalu hadir
Menerobos relung hati yang terdalam
Rasa cinta yang tak terungkapkan
Terus menghantui di setiap malam.

Oh, tepian kalbu yang rapuh
Kapan kau temukan kedamaianmu?
Kapan luka ini kan sembuh?
Kapan aku bisa bebas dari belenggu cinta yang kelam?

Hanya waktu yang bisa menjawab
Luka di hati ini kan terobati
Di tepian kalbu yang sunyi
Aku akan terus menanti
Hingga mentari cinta kembali bersinar
Menyinari kalbu yang kelam ini.

Sumbawa, 21 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline