Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswa

Cerpen: Melodi Gitar di Desa Terpencil

Diperbarui: 14 Juli 2024   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di balik gemerlap kota, terselip sebuah desa terpencil bernama Suka Maju. Kehidupan di desa ini berjalan apa adanya, jauh dari hiruk pikuk modernisasi. Di sanalah sekelompok mahasiswa KKN, Angga, Rara, Bima, dan Citra, mengabdikan diri selama 45 hari.

Angga, sang ketua kelompok, dikenal dengan semangatnya yang membara. Rara, si kutu buku, selalu haus akan ilmu dan pengetahuan. Bima, sang seniman, memiliki jiwa seni yang tinggi dan selalu ingin berkarya. Citra, si periang, membawa keceriaan dan semangat positif bagi kelompok.

Setibanya di Desa Suka Maju, mereka disambut hangat oleh Pak Kades dan warga desa. Keramahan dan kesederhanaan warga desa membuat mereka merasa diterima dan nyaman. Namun, di balik keramahan itu, mereka melihat potensi desa yang belum digali.

Suatu hari, saat mereka sedang menjelajahi desa, mereka mendengar alunan gitar yang merdu dari sebuah gubuk kecil. Tergerak oleh melodi yang indah, mereka pun menghampiri sumber suara tersebut. Di sanalah mereka bertemu dengan Joni, seorang pemuda desa yang memiliki bakat gitar luar biasa.

Joni, yang tadinya pemalu dan minder, menjadi lebih terbuka dengan kehadiran para mahasiswa KKN. Mereka sering berbincang dan bermusik bersama. Angga melihat potensi besar dalam diri Joni dan ingin membantunya mengembangkan bakatnya.

Bersama-sama, mereka mengadakan pertunjukan musik di balai desa. Awalnya, pertunjukan tersebut hanya dihadiri oleh beberapa warga. Namun, karena melodi gitar Joni yang indah dan cerita inspiratif dari Angga, pertunjukan itu menjadi ramai dan meriah.

Antusiasme warga desa terhadap pertunjukan musik tersebut membuka mata Angga dan kawan-kawan. Mereka melihat bahwa seni musik dapat menjadi sarana untuk menyatukan masyarakat dan membangkitkan semangat mereka.

Sejak saat itu, mereka mendirikan sanggar musik di desa. Mereka mengajar anak-anak desa bermain gitar dan bernyanyi. Bima, dengan jiwa seninya, juga membantu mereka dalam mengembangkan kreativitas mereka.

Kegigihan dan semangat mereka dalam membina bakat musik anak-anak desa tidak sia-sia. Dalam waktu singkat, sanggar musik tersebut menjadi populer dan banyak diminati oleh anak-anak desa. Bahkan, beberapa anak berbakat berhasil mengikuti festival musik tingkat kecamatan dan kabupaten.

Kisah para mahasiswa KKN di Desa Suka Maju menunjukkan bahwa dengan tekad, kreativitas, dan kerjasama, kita dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Melodi gitar yang indah tidak hanya menghibur, tetapi juga membangkitkan semangat dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak desa.

Empat puluh lima hari telah berlalu. Saatnya bagi para mahasiswa KKN untuk kembali ke kampus. Perpisahan dengan warga desa terasa berat dan mengharukan. Namun, mereka tahu bahwa mereka telah meninggalkan kenangan indah dan memberikan kontribusi yang berarti bagi Desa Suka Maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline