Lihat ke Halaman Asli

Marisa Fitri

Mahasiswa

Menjadi Bintang di Langit Senja

Diperbarui: 15 Juni 2024   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Manusia ikhlas memang seharusnya di penuhi dengan luka karena itu kita akan didewasakan untuk menjadi lebih kuat lagi. Tak kala masalah selalu datang silih berganti memberikan pelajarannya masing-masing.... 

Sekitar tanggal 27 mei 2024, aku pernah berada di posisi yang begitu bodoh mempercayai seseorang yang ku kira baik. Ternyata semua kebaikan yang kita berikan tidak akan dibalas dengan kebaikan pula. 

Malam itu ketika suasana dingin menyapa, langit yang begitu ramai dengan ribuan bintang ku pandangi dan ku bayangkan memang yang seindah langit ternyata bisa memberikan luka mendalam. 

Aku tidak pernah menyesali pertemuan dengan siapapun di dunia ini, karena mereka memberikan pembelajarannya tersendiri. Yang baik melatih kita untuk selalu bersyukur sedangkan yang kurang baik melatih kita menjadi lebih sabar dan kuat. 

Yah, benar aku tidak pernah membenci bagaimana pun orang lain memperlakukan ku karena ku ingin seperti bintang di langit senja yang hanya dilihat oleh orang-orang terpilih karena keikhlasan. 

Jadilah seperti bunga yang tetap memberikan keharuman bahkan pada tangan orang yang melukainya, begitu pun aku yang harus bisa menerima takdir terbaik-Nya. Malam itu aku tidak bisa mengendalikan perasaan yang cukup hancur karena seseorang. 

Apakah aku tidak pantas dicintai? 

Hingga aku harus di lukai dengan cara seperti yang tidak pernah ku duga sebelumnya. Sosok yang ku anggap bisa memahami akan semua masalahku ternyata menjadi luka terdalam ku. Seseorang yang begitu indah wajahnya ternyata membuat luka yang sampai trauma. 

Untuk kamu yang telah memberikan luka, Terima kasih banyak atas pembelajaran besar yang merubah diriku menjadi mati rasa. Karena luka kemarin cukup besar hingga membuat ku menjadi manusia yang paling ikhlas menerima takdir Allah. 

Terima kasih atas semua hal yang pernah kau berikan padaku sehingga aku bisa lebih paham bahwa mencintai diri sendiri adalah hal yang memang harus ku lakukan saat ini hingga Allah mendatangkan seseorang yang tepat di waktu yang tepat. 

Hingga saat ini aku menjadi manusia yang ikhlas menerima setiap luka yang pernah kamu berikan, bentuk tulus ku adalah tetap mendoakan kebaikan untukmu walaupun mungkin sekarang kita tidak lagi ada. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline