Polusi udara atau pencemaran udara meupakan salah satu kerusakan lingkungan berupa penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfir bumi. Polusi udara adalah pencemaran pada udara dengan hadirnya berbagai bahan pencemar diluar ambang batas. Beberapa bahan pencemar tersebut memiliki unsur kimia CO,NO,SO,SPM (Suspended Particulate Matter) dan sebagai logam berat seperti timbal.
Bertepatan dengan HUT DKI Jakrta 22 Juni lalu, kota metropolitan yang ramai dan padat penduduk ini mendapatkan status baru. Jakarta resmi menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk didunia. Jakarta bukan pertama kalinya mendapatkan julukan ini, hingga saat ini pun kualitas udara di Jakarta kembali masuk kategori tidak sehat.
Dilihat dari situs IQAir, Rabu 20 Juli 2022 Pukul 13.07 WIB, indeks kualitas udara (air quality index / AQI) di Jakarta berada dilevel 152 AQI US. Dari IQ Air juga disebutkan bahwa polusi udara telah menyebabkan 5.500 kematian dan merugikan sekitar 1,4 miliar dollar AS di Jakarta pada 2021, sungguh sebuah ironi.
Polusi udara tidak hanya menimbulkan masalah bagi kesehatan paru-paru. Sejauh ini semakin banyak studi mengungkapkan bahwa paparan polusi udara berkontribusi pada masalah perilaku dan perkembangan kognitif anak anak diusia dini dan bisa berdampak negatif dalam jangka panjang bagi kehidupan generasi penerus bangsa ini.
Secara global, penyumbang pencemaran udara berasal dari sektor transportasi. menurut berbagai sumber, ada dua faktor yang si ketahui sebagai penyumbang polusi udara di Jakarta. Pertama, ialah jumlah kendaraan bermotor di jakarta semakin meningkat setiap tahunnya sehingga meningkatkan emisi kendaraan bermotor lalu yang kedua adalah adanya pembangkit listrik tenapa uap batu bara dalam radius 100 meter disekitar Jakarta. Berdasarkan studi oleh CREA pada tahun 2020 lalu, Jakarta dikelilingi sekitar 118 fasilitas industri yang berkonstribusi secara signifikan terhadap pencemaran udara Jakarta
Buruknya polusi udara yang terjadi diJakarta tentu harus diwaspadai, karena banyak dampak negatif yangbisa terjadi dikehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. WHO mengestimasi sekitar 4.2 jiwa meninggal pada tahun 2016 akibat masalah yang ditimbulkan polusi PM 2,5 dengan kasus terbanyak di asia Tenggara dan Pasifik barat. Kasus terbanyak yang diakibatkan polusi udara adalah stroke dan serangan jantung, yakni sekitar 58 persen dari semua kasus.
Pemerintah setidaknya harus fokus untuk mengendalikan sumber pencemar udara yang selama ini melepas polusi ke udara. Sederhananya, pemerintah harus segera mengimplementasikan apa perintah hakim dalam sidang gugatan warga negara soal polusi udara yang dimenangkan pada September 2021 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H