Lihat ke Halaman Asli

Cukup Hidup Sebagai Manusia Maka Siapapun Berpotensi Memperbaiki Dunia

Diperbarui: 5 Mei 2019   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1 Ilustrasi Revolusi Perkembangan Manusia dan Kapasitas Otaknya Sumber: www.shutterstock.com (diakses 23 April 2019)

Pada awal keseharian, seseorang sering membuka mata lalu menatap jam di telepon genggam dan seketika merasa letih karena terbayang rentetan kegiatan yang harus dilakukan. Dia yang hapal namun membiarkan menjadi laten, terbiasa membuat permulaan yang berakibat langkah-langkah berikutnya terasa lebih berat untuk dikerjakan.

Tibalah di suatu awal hari yang dibuat terasa berbeda. Ketika dia mencoba hening sejenak membayangkan momen "membuka mata" nya. Proses tak disadari namun berarti yang menandakan kesempatan hidup masih ada. Seiring membuka mata, tersadar denyut nadi kehidupan, hembusan nafas, dan berjalannya proses tubuh yang biasanya terlewat diresapi bahkan disyukuri olehnya.

Pikirannya terpusat pada hakikat diri sebagai makhluk hasil cipta Dzat Maha Kuasa. Ialah manusia dengan raga, akal serta ruh atau jiwa yang di dalamnya berinteraksi pikir dan rasa. Beginilah telaah sederhana untuk meringankan permulaan pikiran dan langkah nya.

Apakah aku? Makhluk hidup bernama manusia

Siapa pencipta aku? Pengatur seluruh makhluk dan alam semesta - ALLAH SWT

Dari mana permulaan aku? Sel ayah dan ibu lalu tumbuh dalam rahimnya

Dimana aku sekarang berada? Dunia

Berapa lama masa hidupku? Singkat, tanpa tahu waktu habisnya

Apa yang aku lakukan? Mengisi kehidupan dan mempertahankannya

Kemana pertanggung jawaban utama hidupku? Kembali pada ALLAH SWT

Dimana aku setelah habis masa hidupku? Tanah kubur dan alam akhirat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline