Seorang perempuan, campur aduk emosinya merespon berita penganiayaan oleh sekelompok perempuan belia yang hanya berani dia baca cepat, melewatkan setiap detil rangkaian kata si penulis berita.
Dia yang kini perempuan dengan tiga anak, seketika tersedot pada ingatan masa-masa sekolah belasan tahun silam. Teringat menjadi sasaran perilaku tidak sopan dan menyaksikan perundungan disekitar.
---
Orang tua memilihkannya SD dengan lokasi mudah ditempuh dari rumah agar tak jenuh enam tahun perjalanan pulang pergi. Heterogenitas pada teman-teman yang menjadi lingkungan sehari-hari nya setelah keluarga inti. Ada anak pemalu tak banyak tutur - sikap hingga anak dengan sikap agresif bahkan intimidatif.
Dalam lingkungan rumah bersama keluarga intinya, mereka dicontoh - ajarkan bersikap baik. Hingga satu peristiwa memberi perempuan tersebut pelajaran berbeda dan mengkatalis perubahan: benar-benar berani dan bersikap tegas pada orang lain untuk keselamatan diri.
Kejadian dibuntuti ke toilet dan percobaan mengintip.
Apa perasaan yang pertama muncul:
takut - malu untuk menghadapinya dan khawatir jika melapor tidak dipercayai atau dipermalukan atau disakiti pelaku, lalu ingin menangis,
Bagaimana dia menyikapi: