Lihat ke Halaman Asli

marisa listari

mahasiswa pendidikan geografi/ uin suska riau

Abrasi di Pulau Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti

Diperbarui: 2 Januari 2023   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Data resiko bencana alam di kabupaten kepulauan Meranti berdasarkan karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang beresiko bencana alam yakni meliputi resiko bencana gelombang pasang yang menyebabkan terjadinya abrasi sangat kuat di wilayah kabupaten kepulauan Meranti Secara umum dari data terakhir pada tahun 2015 peta persebaran abrasi kepulauan Meranti yaitu pulau rangsang 73,47 KM, rangsang pesisir 44,8 KM, rangsang 17,92 KM rangsang barat 10,75 KM Pulau Merbau total 21, 3 KM, tebing tinggi 5,5 KM dan pantai Mekong 5,5 km. Dari data tersebut bahkan prediksi garis pantai akan bergeser 772,4 m ke arah darat dari garis pantai.

Laju abrasi yang terjadi di rangsang pesisir 3,6 meter per tahun, rangsang 8 meter per tahun dan rangsang barat 8,8 meter per tahun. Salah satu penyebab abrasi adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi mangrove. Dan juga sebagian masyarakat malah menebangnya untuk menghasilkan sumber penghasilan sedangkan untuk faktor lingkungan adalah tanahnya kemudian gelombang dan arus laut yang besar dari selat Malaka dan kemudian rusaknya ekosistem laut.

       Gambar Abrasi yang terjadi di pantai merah, wilayah Pulau Rangsang

Pantai tanah merah merupakan pantai dengan nilai analisis di mana menjadi pantai dengan nilai kerawanan tertinggi titik lokasinya yang berada di pulau rangsang, Meranti ini berdasarkan data dapat diketahui kecepatan abrasi pantai yang mencapai 15-20 meter per tahun lahan yang terancam abrasi merupakan perkebunan warga tanah tebing berjenis gambut yang sudah diambil abrasi sekitar 200 meter pantai tanah merah adalah pantai yang landai dengan bentang pasang surut kurang lebih 2 M sedangkan rentang gelombang di pantai ini adalah 1 sampai 2 m. Di wilayah pantai Meranti ini tidak ada sabuk hijau bangunan pengaman pantai di pantai tanah merah masih dalam tahap pengerjaan pondasi banguna dimanfaatkan kayu sagu sebagai pelapis pondasi rakit.

Berdasarkan Data yang diperoleh dari badan perencanaan daerah atau Bappeda kepulauan Meranti menjadi lokasi yang paling panjang berdampak pada abrasi di wilayah provinsi Riau. Untuk mengatasi masalah bencana abrasi ini Pemkab terus bekerja sama dengan pusat penanggulangan abrasi wilayah rangsang dan melakukan bermacam upaya dan langkah dengan meminimalisir bencana tersebut beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah setempat mulai dari penanaman jutaan mangrove membuat turap dari batang Nibung hingga membangun batu bronjok ( pemecah ombak) telah dilakukan. 

 Dengan besarnya abrasi dan minimnya dana anggaran tampaknya usaha tersebut masih terlihat sia-sia oleh karena itu pemerintah harus terus melakukan upaya yang bisa daerah tersebut lakukan untuk mengatasi masalah abrasi tersebut.

sumber : 

Muff Riyadi dkk, 2019. Analisis pengambilan keputusan dan mitigasi terhadap kerentanan pantai, jurnal aptek volume 11 no. 1

Deni Setiadi dan edyar Usman. 2019. kandungan mineral pada sedimen dasar laut di pulau rangsang dan sekitarnya. Buletin of the marine geology. Vol 30 no 2

Gunawan, 2020. persoalan abrasi di kepulauan Meranti menjadi momok yang menakutkan. diakses dari goriau.com pada tanggal 14/10/2022 pukul 22.24 wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline