Lihat ke Halaman Asli

Putra Mario

Bukan Siapa-siapa

Hukum Melayani Manusia

Diperbarui: 21 Januari 2025   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: maxmanroe.com

Selasa, 21 Januari 2025

Peringatan St. Agnes

Ibr 6:10-20; Mrk 2:23-28

Bacaan Injil dalam liturgi hari ini menarik untuk kita renungkan. Injil ini menarik karena sangat relevan dengan kehidupan kita, karena berbicara tentang hukum/aturan. Yang kita sebut sebagai hukum/aturan ini seringkali dianggap sebagai beban atau pembatas bagi kebebasan kita.

Namun, sesungguhnya, hukum/aturan diciptakan untuk tujuan melayani kebaikan dan kesejahteraan manusia. Dalam Injil hari ini, kita melihat bagaimana Yesus mengajarkan kita perspektif yang benar tentang hukum/aturan, bahwa hukum/aturan ada untuk melayani manusia, bukan sebaliknya hukum/aturan memperbudak manusia.

Dalam dunia Perjanjian Lama, orang Yahudi memaknai hari Sabat sebagai hari untuk berhenti bekerja atau untuk istirahat sejenak. Orang Israel meyakini bahwa Allah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Oleh sebab itu, Sabat adalah hari yang sangat sakral, hari yang kudus. Karena kepercayaan inilah maka mereka dilarang untuk bekerja pada hari Sabat.

Berdasarkan Traktat Sabat Mishnah 7:2, terdapat 39 pekerjaan yang dilarang untuk dikerjakan. Salah satunya adalah menuai. Inilah alasan mengapa orang Farisi mempertanyakan Yesus yang membiarkan murid-murid-Nya memetik gandum.

Berhadapan dengan orang Farisi, Yesus kemudian mengingatkan mereka akan kisah Daud yang memakan roti sajian. Waktu itu, Daud dan para pengikutnya sungguh-sungguh membutuhkan makanan. Di saat bersamaan, tidak ada makanan lain selain roti sajian yang bisa dimakan.

Masalahnya, dalam aturannya, roti sajian hanya boleh dimakan oleh imam-imam. Setelah berdiskusi dan melihat kebutuhan Daud dan pengikutnya, maka aturan tersebut terpaksa dilanggar demi Daud dan pengikutnya supaya bisa makan; demi manusia yang membutuhkan makanan.

Yesus mengangkat kisah ini sebagai contoh bahwa kebutuhan manusia yang lapar, martabat, dan kehidupan mengalahkan legalisme. Hukum/aturan dimaksudkan untuk mengangkat derajat manusia, bukan membebaninya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline